Minggu, 18 Februari 2024

Segerombolan Cerita Sakit Hati

Segerombolan Cerita Sakit Hati






"Dukkha"

disaat terlemah ini
ku tak tahu caranya untuk bersedih
dia yang telah pergi, dan tidak kembali
anyaman ini terlepas sudah, meninggalkan segala duka
saat ini nyata
luka ini menganga
sia-sialah segala tetesan air mata
engkau yang tidak mungkin kembali
membelai lembut dengan tanganmu yang keriput
menghapus bebanku walau senyummu pahit
aku rindu padamu
bisikan segala deritamu di telingaku
bagikan deritamu denganku
engkaulah aku
aku milikmu
ibu





"Ilusi Aku"

akulah nafas, nafasku adalah aku
akulah tubuh, tubuhku adalah aku
akulah pikiran, pikiranku adalah aku
akulah derita, penderitaanku adalah aku
akulah bahagia, kebahagiaanku adalah aku
jika aku telah menjadi hakikatku, dan jasmani telah menyatu dengan alamku, disitu aku tak butuh aku
aku hanya ilusiku, kenyataan itu palsu








"Republik Siluman"

kata-kata
kata-kata
kata-kata
bisa bermakna
bisa berbisa
namun dia biasa-biasa saja
tidak bersalah
bisa berarti
bisa berduri
semua tergantung saudara
manusia bijaksana
atau setan penuh dosa






"Mafia Spiritual"

pernah melihat surga kawanku?
lalu anda berjanji mau membawaku kesana?
pernah merasakan neraka teman?
untuk apa kau menakutiku dengan panasnya api membara?
biarkan aku hidup dengan duniaku, dan kamu dengan khayalanmu
jiwaku, urusanku dengan Tuhanku, bukan barang dagangan buatmu
biar hidupku, matiku, surgaku, nerakaku, hanya aku dan penciptaku yang tahu





 "Nikmat Derita"

hidup bukan tentang aku, juga bukan tentang kamu
hidup bukan hanya masalah bagiku, atau bagimu
derita dimulai saat aku merasa aku nyata, aku punya, aku tak punya, aku harus, aku tak harus, aku mau, aku tak mau
segala alasan bukan pembenaran, layaknya pelacur harus melacur
anda tidak salah, hanya perlu menikmati saja
kasih mendapat cinta, dan murka adalah derita






"Menikmati Kafir"

panggil aku kafir
jika bisa membuatmu bahagia, dan melupakan cobaan hidup yang mendera
panggil aku kafir
jika sanggup menurunkan amarah, dan memberikanmu sedikit cinta
panggil aku kafir
jika itu bisa membuatmu mendekat pada-Nya, menjamin tempatmu di surga
dan panggil aku kafir
namun jangan kau lukai sesama, mereka-mereka yang telah kau hina, kafir
     
"Totalitas Tolol"

yang baik dan jujur banyak, tapi apa berani?
yang baik, jujur dan berani ada, tapi apa pintar?
saat yang baik, jujur, berani dan pintar berakhir di jeruji, inikah tirani?
apakah baik dan benar adalah menurut mereka yang teriak paling kencang, bersuara paling lantang?
inilah demokrasi kita, indahnya cuma bualan cuap-cuap basa-basi
manusianya makhluk paling suci, tidak mungkin salah lagi
     
"Dia Sendirian Martir"

namamu untuk kedamaian katanya
badanmu untuk mereka-mereka yang anti Pancasila
jiwamu buat perangkap manusia berlagak Tuhan
tidak perlu bunga sejuta rupa tuk membuktikan betapa kami luka
hanya Dia yang maha tau segalanya
negeriku di persimpangan rubuh, maju atau runtuh
semoga dosa ini diampuni oleh'Mu
     
"Hari-Hari Panu, Kudis dan Koyo"

selamat buat kamu kawan bukan sahabat
selamat melucu dengan gayamu yang kaku
satu kaki bermain api, kaki lain kau jilat sendiri
demikianlah kau lacur ide demi semburan birahi
tak membuatku tertawa, walau bertubi-tubi lawakan televisi buatanmu singgah di telingaku
parasit licik penggerogot nusantara
bersegeralah anda, karena karma tak pandang gelimangan harta
     
"Bhinneka Masih Tunggal Ika?"

entahlah
ku merasa begitu lemah di rumah ini
tempat terlahir, bermimpi, hidup dan bahkan mati
begitu rapuh
walau banyak yang mencoba membantu
tetap saja pondasi ini hampir runtuh
teramat rapuh
ku hanya pasir di tengah lumpur yang mengalir
debu yang berharap Pertiwi tidak ikut terkubur
     
"Aku'kan Hidup Oleh Kematianmu"

lelah hati melihatmu letih
kamu yang sendiri menantang serangan bertubi-tubi
dari mereka yang benci, iri hati, dengki, merasa suci, gerombolan banci
dan sudah waktunya'kah untuk menyerah kini?
bangsa yang besar, namun tidak cukup besar untukmu sahabatku
mungkin belum saatnya jadi pahlawan buat negeri yang membatu
tidak juga waktunya namamu ada di buku-buku atau lembaran rupiah terbaru
hanya karena engkau berbeda wahai manusiaku
     
"Bunuh Aku"

karna cintaku pada Indonesia, aku akan terus mengkritik pemerintah
dan karna sayangku pada negeri ini, aku tidak akan pernah memuji penguasa
jika,.., manakala,.., aku telah berhenti mengkritik pemerintah, dan aku telah mulai memuja penguasa, maka..
ulangi..
sekali lagi..
Bunuh Aku





"Pak Raden (2009-2014)"

tubuhku besar.., wa..ha..ha..
tampangku keren.., wa..ha..ha..
namaku beken.., wa..ha..ha..
tapi mereka menuduh gerakanku mulai lamban
padahal aku'kan harus berhitung untung ruginya buatku dan keluargaku





"Oh,..Ibu"

kulihat perempuan tua itu sedang dianiaya sekelompok massa
ada yang menendang, ada yang menjambak, ada yang memukul, ada yang mencubit, ada yang membacok, dan ada pula yang cuma memaki dan colek-colek saja
oh,.., tidak, perempuan itu sedang dikeroyok anaknya sendiri
sementara anak-anaknya yang masih kecil-kecil tergeletak bergelimpangan di pinggir jalan
ada yang menangis, ada yang mengharapkan air susu ibu, ada yang bingung, dan ada juga yang sudah tidak bernyawa dihabisi saudaranya sendiri
dan, oh,.. tidak, dia ibuku







"Hikayat Dua Bersaudara"

aku yang paling benar, karna aku selalu taat pada perintah ayah
aku yang lebih benar, karna aku selalu tunduk pada aturan bapak
tapi aku yang lebih besar, sehingga engkau harus tunduk padaku
makanya aku yang lebih kecil, seharusnya engkau melindungiku
lancang engkau..., bak.., bik.., buk..
hanya itukah kemampuanmu?, besar menghakimi yang kecil?
sementara..
orangtua di atas rumah hanya geleng-geleng kepala





"Namaku Prihatin"

maaf, nama saya prihatin
lahir, tapi tak dipelihara
tidak mendapatkan warisan yang sama dengan saudaraku
sekali lagi, aku,.., prihatin
melihat mereka berebut sepotong kue pemberian mama
rakus sekali hingga tak bersisa
tadi udah kusebutkan blom ya?.., namaku prihatin





"Cacat Di Rumah Sendiri"

 aku memang dilahirkan beda
tidak punya hak yang sama
walau ada teman-temanku yang bisa berjalan
tapi tetap saja tidak mampu berlari
pernah kucoba melangkah lebih maju
baru saja berdiri, udah didudukan lagi
terimakasih untuk bapak buta yang menaikan derajatku
walau kembali harus bersedih karna beliau telah pergi
tunggu aku ya,.. mungkin ngak berapa lama lagi
atau,.. ada yang mau menggandeng tanganku?





"semang"

maafkan aku yang pernah melupakanmu
maafkan aku yg pernah sangat membencimu
hati ini pernah buta
oleh egoisme kemudahan semata
oh, engkau begitu tua sudah
maafkan atas hari-hari kelam yang lalu
tanpamu, tiadaku
lihat bunga yang kau rangkai begitu indah
sendiri engkau juga manusiawi
teringat hati ini perih
ampuni aku, ampuni aku





"Merah Putih"

masih percayakah pada warna ini?
ada yang menghormat setengah hati
ada yang sibuk sendiri
ada yang menghindar, berteduh, dengan alasan ngak sehati
malah ada yang memarahi anaknya yang berdiri di bawah terik warna merah putih
oh engkau, lusuh benar warnamu
setetes demi setetes, pigmen itu luntur
mereka lupa sudah tempat berdiri
mereka lupa sudah, saat engkau mengumpulkan serpihan ketakutan, menjadikan panggilan kekuatan
merah putih, tragis benar kalau engkau sampai mati





"Pa'Tua Kulit Hitam"

mengais emas di luka menganga
harta kami yang punya, tapi kami babunya
oh,.. harga diri ini kami bayar segelas martini
lupalah kepahitan hidup sepanjang hayat
satu-satunya kebodohan yang dipelihara dan direstui
tapi biarlah,.. esok'ku akan sadar lagi





"Ambigu"

apa itu kebenaran?
benar menurut keinginan kebanyakan
atau benar yang bercerita tentang kebaikan
apa pula itu keadilan?
adil menuruti kemauan yang punya
atau adil yang tidak punya mata, semua sama rata
nah, yang paling susah itu kesetanan?
setan itu buruk rupa dengan tanduk di kepala
atau yang setiap saat membaca doa, sementara hati berisi amarah dan meletup-letup sumpah serapah





"Aku Ingin Pulang"

ibu,.. aku pulang
lelah jiwa raga mengarungi hidup yang kau beri
ku pulang untuk tidur bu
jangan bangunin aku ya
ku letih melihat ketimpangan disana-sini
ku tak sanggup lagi mendengar jerit tangis mereka yang tersakiti
bau busuk ini mengganggu penciumanku
sungguh hampa perasaan anakmu
aku,.., yang tercipta,.., untuk berdosa





"Spiritualisme"

yang seharusnya membuat hidup lebih indah
yang seharusnya menjadikan kita lebih manusia
yang seharusnya mendekatkan kita pada'Nya
mengapa harus menjadi sumber bencana
mengapa kita menjadi terpecah belah
mengapa ku merasa kita semakin jauh dari'Nya
jika hanya untuk mengkotak-kotak-an manusia, salahkah aku mengaku tidak beragama?





"Naik Onta Keliling Kota"

awas,.., yang mulia mau lewat
yang naik kuda, minggir
yang naik kebo, ke pinggir
apalagi yang naik celeng, ayo,.., menyingkir
sang kaisar baginda, naik onta keliling kota





"Angelina"

lupa sudah kau janjimu dahulu
abdikan hidupmu buat kaum-mu
suara-suara ini kau khianati
kecantikan berbalur misteri kegelapan
semoga yang di atas mau mengampuni





"Berburu Babi"

kumpulan semua kesalahan, kita tumpahkan pada kaumnya
jangan ada kata ampunan, mereka patut kita dosa'kan
gelap terang kita yang punya, kita bisa atur punya
yang penting amarah dan benci tersalurkan
habis siklus ini, kita tobat lagi





"Watak Iblis"

kesalahan yang tak digubris, menjadi pembenaran bagi para iblis
mencoba kebenaran sekarang, hadapilah mereka yang terlanjur bengis, berkedok jubah mistis
terlambat sudah sayangku, butuh bantuan'kah mendorong gerobak iblis ini?
ayo, mulai dari sekarang, jangan tunda hujan darah dan air mata





"Sekejap Keberanian"

kulihat sekelebat api biru itu lewat
menantang bara merah ber-amarah
kecil memang, tapi mengelora
memanggil dengan santun, menuntun tuk melawan
sayang,.., ku tak mampu menyatu
aku terlalu takut







"Aku Manusia"

aku, antik dan unik
kamu, beda dan menarik
mereka, tak sama tapi tak berbeda
jadi mengapa harus dibikin seragam?
mengapa kalo berbeda harus dianggap masalah?
jadi dirimu sendiri, maka aku jadi diriku sendiri
jangan muliakan dirimu diatas muliaku
manusia, seonggok daging, sama sepertimu






"Aku Dan Surga'Ku"

Tuhan, Engkau tujuanku
lelahku melihat darah dan air mata
letihku mendengar tangis dan jeritan jiwa pemberian'Mu
aku yang lemah dihadapan'Mu
beri aku sesuatu, kekuatan untuk menyadarkan hamba'Mu
dan aku berjanji, akan menggapai surga di akhirat, tanpa menciptakan neraka di dunia







"Berguru Pada Setetes Embun"

tidak terlihat, namun selalu mengalir ke bawah
mengangkut debu dan kotoran selalu dalam perjalanannya
tidak juga mengeluh bau dan busuk mereka yang kau bawa
engkau tetap sejuk dan segar di kulitku, tak pernah menyakitiku
tidak pula panas dan mendidih menjalani hari-harimu







"Burung Perkutut Bernyanyi Merdu Di Kandang Bambu"

wahai perkutut, sedang apakah dikau?
melantunkan lagu sendu, warisan orang tuaku
untuk apa kau lakukan itu?, buang-buang waktumu
bersenandung bukan buatmu, bukan pula untuk menyenangkan tuanku,.., hanya untuk menghibur perasaanku
nikmati jika engkau mau, maafkan aku jika mengganggumu
ruang ini memang terlalu sempit untuk kita bagi berdua, berusahalah untuk tertawa
pada akhirnya sia-sia jua-lah, jika ku mencoba kabur dari sangkarku







"Cerita Indah"

lahir, dewasa dan bercinta
menderita, berbuat dosa lalu menabur bibit sengsara
berulang serta berulang, sel ini terus bertambah
semesta yang sempit ini sesaklah sudah
masih percayakah semua ini pemberian cuma-cuma?
atau berfikir lebih cerdas mari kita kelola, jangan cuma pasrah






"Kesombongan Diri"

beberapa langkah menuju sempurna
iman ini udah pada jalurnya, aku punya
buku suci, peta ke surga, telah tertaklukan
sebagaimana mestinya, seharusnya, tak mungkin salah
aku punya satu tempat di nirwana






"Keadilan Sosial Bagi Seluruh Penghuni Rumah"

adonan titipan emak enak dan banyak sekali
semua penghuni rumah diharuskan mendapat porsi yang sama
baik tua muda, ganteng jelek, besar kecil, kaya miskin, sakit sehat,.., perlakuannya tak berbeda
datanglah petugas pengatur anggaran, cicip sana, cicip sini, mengambil sebelum semua terbagi
lebih parah saudaraku sendiri, ambil dirumah, makan di kandang tetangga
tak ada kata kasihan buat mereka yang meminta menegadakan tangan
tunggu sajalah operator pemotong yang baru, itupun jika kalian tidak salah pilih









"Satria Piningit"

begitu berwibawa
gagah nan bijaksana
tidak penakut, tidak juga perlu ditakuti
tatapan mata mempesona, membangkitkan semangat jiwa
ucapan menyejukan, meredam segala angkara
oh, engkau yang kutunggu
sial, ini cuma mimpi







"Kuning"

pisang,.., lembek dan bagus tuk pencernaan
matahari,.., sinar dan panas sumber kehidupan
ampas,.., pupuk alami non kimiawi
semua bagus, semua bermanfaat
rusak namanya oleh partai kuning republik ini, busuknya minta ampun






"Relativitas Kehidupan"

setiap hal punya dua sisi,.. hitam putih, gelap terang, baik buruk
baik buruk juga bersisi,.. baik menurutmu, belum tentu menurut yang lain, buruk menurutmu, mungkin saja baik menurut yang lain
jadi?.., masihkan kita merasa yang paling benar?







"Rusuh Lagi"

cemas aku menanti
ketika kemanusiaan diletakkan di bawah emosi
cuap-cuap mereka yang suci, tapi buta hati
benang kedamaian terasa sangat tipis
seketika hentak, tumpahlah darah dan air mata
oh Tuhan, tolong lindungi keluargaku sekali lagi






"Hidup"

dingin
dan sendiri
lahir putih
mati hitam
jika memang aku dicipta, siapakah yang paling berdosa?






"Wakil Rakyat"

katak mengrok-krok
bebek mengwek-kwek
jangkrik mengrik-krik
sementara wakil kita bisanya cuma menohok hati para pemilihnya






"Dia?"

siapa Dia?
angkuh atau bijaksana?
kejam atau maha mulia?
mengancam atau memberi jalan?
pemarah atau penyayang?
tunduk pada'Ku akan kusisain tempat untukmu,.., atau seperti ibuku, sejahat apapun aku, tetap anak'Mu






"Bolehkah?"

jika aku boleh memilih, kuingin lepas dari gravitasi
terbang menembus langit, menggapai tepi semesta
melakukan apa yang kuberarti, lalu......., mati
tidak melakukan apa-apa, maka tidak berdosa bukan?







"Laki-Laki Lontong"

lembeknya minta ampun
pingin gagah jadi kelihatan banci
maunya senang tapi nyusahin
punya wanita untuk dilangkahin
sok suci dengan ayat-ayat yang sudah dipretelin
ampun kamu, sekali lontong tetap lontong







"Politikus"

berbaris bersama mengantri jatah
beda warna tak masalah, sifatnya sama
yang keluar jalur ayo merapat, ntar kamu ketakutan
yang teriak-teriak biarin aja, dulu atau nanti mereka dapat






"Penipu Bernama Pejabat"

berkoar-koar membela rakyat.., sementara duduk nyaman di senayan
terburu-buru mencari pemasukan.., karena lima tahun tidaklah cukup
tampang sedih di televisi.., nafas memburu bersama si seksi
rapat sana rapat sini.., jalan-jalan keluar negeri
biadab bener.., ku'tertipu berkali-kali






"Panglima Mulut Rombeng"

huff,.., kamu ngomong jorok lagi
membuat sebagian besar sakit hati
menggaruk-garuk luka kelam masa lalu
memancing yang tak sama tuk beradu
diamlah.., atau bicara makin tercium bau mulutmu
ini Indonesia, tempat berdiri, seharusnya diperjuangkan lebih dari yang lain






"Semangat Nan Redup"

maafkan aku hidup, yang belum bisa membuatmu bangga
datar dan tak berwarna, ku ragu tuk berubah
kesalahan, cobaan, dan lagi kesalahan
bangkitkan aku esok teman, ku harus berjuang untuk mereka yang mengasihiku






"Republik Sontoloyo"

presiden itu patung pancoran yang bernafas
anggota dewan ibarat binatang berprofesi calo
polisi cuma penjahat versi penguasa
dan rakyat tetap saja sapi perah bertopeng manusia






"Bimbang"

hanya satu kata yang salah
hanya secuil intuisi yang tidak benar
beberapa hari yang sulit harus dijalani
ada yang bilang takdir, tapi saya bilang kekuatan pikiran





"Suci Dalam Pertanyaan"

benarkah ini?
duniawi sekali
janjinya manusiawi sekali
menawarkan birahi pada yang sudah mati
mimpi yang entah kapan berakhir tuan'Ku





"Nasib Bangsa Merdeka"

hujan namun kekeringan
kering namun banjir dimana-mana
kaya tapi kelaparan
lapar dengan mobil mewah berseliweran
para buncit teriak merdeka
sementara yang lusuh memandang keruh





"Sampai Mati"


berulah lagi, yang tak sehati dicaci maki
pedang, celurit, pentungan diayun-ayun tuk menakuti
membela Tuhan atau setan'kah?
sungguh semakin tipis garis kebenaran ini
ya Tuhan, ditangan'Mu kami berserah





"Perang Suci?"

apa itu perang suci?
tidak ada perang yang suci
perang hanya pemenuhan nafsu
jangan bawa kesucian untuk berperang
manusia, penuh dosa, serakah, jangan sok suci





"Murtad Cinta"

senang disana, susah disini
silih berganti, kamu, aku, dia dan mereka
berulang dan berulang, tidak ada jalan keluar
kenapa harus bangga menerima cinta murtad?
bersyukurlah bisa lepas dari mereka yang tak setia





"Hama"

bidik, tembak, dan sekarat
bidik lagi, tembak lagi,.., mati
karna lebih tinggi derajatku, maka kamu hama
kau kuburu, jangan mengadu






"Keparat"

sedikit berseragam sudah laksana raja
angkat senjata memperkosa yang lemah
ckckck,.., uang jajan dibeli peluru
merdekalah anda, nyawa-nyawa korban keparat





"Berkelahi Dalam Lumpur"

sama-sama berjuang
sama-sama kotor
makin keras, makin kotor
penonton jongkok, tambah kotor
oh.. Indonesia'ku, pejuangmu kotor






"Satria Berjubah"

berlindung di balik ayat-ayat suci
padahal hati benci setengah mati
suci dan benci,.., jodohkan surga padamu neraka
satria,.., atau sepasukan setan'kah anda?






"Kehidupan"

saat kita bersama-sama menjaganya, ada yang berjuang menghancurkannya
saat kita memupuk kebersamaan, mereka berkelahi untuk diri sendiri
seorang ayah membopong anaknya yang cacat, sementara sebuah nyawa hilang di belahan yang lain
kehidupan.., salah siapa semua ini?





"Merdeka?"

masing-masing sendiri-sendiri
warnaku mendominasi warnamu
iman diatas Indonesia
pesuruh yang berkhianat
masih merdeka?






"Memberi Arti Doa"

tercipta untuk berdosa
dengan ancaman kejamnya neraka
tak ada pilihan tuk dijalani
tidak bolehkah saya tak dilahirkan?






"Believing"

saya hanya percaya kebaikan
karna kebaikan itu universal
dan tidak punya nama
tak ada keangkuhan disana
semua sama, semua rata
tidak juga dibela dengan darah






"Fana"

hidup adalah pikiran
pikiran ini membuatku hidup
isi dengan benci, ku akan kobarkan amarah
isi dengan cinta, akan ku cipta surga
jadi, ayat-ayat mana yang kau pilih?






"Berdagang Tuhan"

mengorbankan kebenaran demi hasrat hati
mereka teriak "akulah yang paling benar"
Tuhan jua dijual, apalagi harga diri
ternyata sekelompok setan berdandan laksana malaikat
munafik sejati






"Putih Yang Menghitam"

atas nama agama, kamu layak mati
atas nama agama, darahmu harus tumpah
dan atas nama agama, membunuhmu itu berpahala
agama dan kematian
agama dengan kematian?






"Kalkulasi Kasta"

karna sudah tercipta, ya sudahlah
jangan memaksa anda lebih tinggi derajatnya
dosa kita nilainya sama
tak ada yang lebih istimewa






"Terasing"

terlahir sebagai anak tiri di rumah sendiri
walau orang tua penuh kasih, namun saudara membenci
dicaci maki karna iri hati
kelak kalo aku mati, makamkan aku di rumah ini






"Bandar Narkoba Kelas Kakap"

diburu tapi dicinta
foya-foya, hura-hura, ciptakan surga dunia
anjing pemerintah di depan pintu, dengan rupiah penuh di saku
walau hukuman mati menanti, tak'kan mati sampai mati sendiri





"Hilang Sudah Kesabaran"

titik
cukup sudah
lawan





"Cerita Indah"

datangnya tiba-tiba
walau salah
namun terlanjur hinggap
oh Tuhan, aku tak mau, namun aku mau






"Mafia Kebenaran"

bener kata orang pahit
jalan lurus berkelok-kelok
aspal jalan licin berselancar
terus berjuang pahlawan, pada kebaikan kita berpihak






"Republik Indah"

berdiri diatas kawat berduri kebenaran
sampah-sampah menutup mata air kehidupan
sementara pohon-pohon membara api ber-amarah
dan manusia bersilahturahmi membawa senjata
sungguh lukisan nyata sebentuk neraka





"Semua Ini Ilusi"

aku rindu sendiri ini, walau kadang aku membenci
tiada cinta dan kasih disini, tiada yang menemani
aku nikmati sendiri ini, walau kadang aku membenci
lepas semua kesombongan, lepas semua topeng duniawi
kembali aku akan sendiri, walau sesal'kan datang nanti
kepada tanah aku berserah, kepada-Nya pikiran'ku kembali





"Pesuruh Yang Bertingkah"

jurnalis itu mata
mengawasi kerja kalian wahai kaum elit
pelayan yang bertingkah laksana raja
jangan kau bungkam, atau kami lawan





"Dewan Perwakilan"

hewan sosialis dengan dandanan necis
duduk bak sosialita bangsawan keturunan raja
berbisik komisi, menunggu proyek, bagi-bagi anggaran, sampai menghayal bidadari di surga
walau gaungnya nyaris tak terdengar, namun baunya menebar semerbak kesana kemari
bangkai busuk hewan piaraan






"Anti Kemapanan"

banyak yang tanya mengapa begini?
karna ku tak menjalani hidup biasa-biasa saja
karna aku memang beda
aku tak sama
mencari makna, tujuan tercipta, lalu mati
hanya aku yang mengerti



 "Menemukan'Mu"

hari ini kucari Tuhan
maha baik dan tanpa benci
bijaksana tetapi tidak mungkin menyesatkan
pengampun tidak pilih kasih
pencipta besar yang tak perlu dibela
engkau'kan temukan teman,.., dengan hati,.., tanpa emosi,.., dan pikiran bebas telanjang
     

"Kiamat Kian Dekat"

kudengar Tuhan mulai bersih-bersih
nun jauh anggota-Nya yang kabarnya maha suci usir sana-sini
ciptaan-Nya sekarang menghakimi
nurani, kasih, akal budi, damai,.., hampir mati
aku,.., masih menulis ini melawan kiamat
walau aku akan mati seorang diri
 



"Terbesar Di Negeri"

kebenaran harusnya mutlak, tapi tidak di negeri ini
siapa yang berteriak paling kencang, dia-lah yang benar
selalu ada alasan tuk pembenaran, walau harus mengakali kitab suci
sementara logika hanya milik segelintir, dan dongeng di-iman-i sampai mati
jika ada yang ke bulan, itu musuh
bila ada yang berbeda, itu lawan
jangan menyinggung, atau kau kugempur,.., walau kau saudaraku sendiri
 



"Harga Anak Manusia"

hanya sedikit masalah, nyawa maharnya
berulang dan berulang jiwa melayang
otoritas berjalan pelan, menunggu lebih banyak anak yatim tercipta
pelajaran yang tak dimengerti bangsa ini, bangsa'ku sendiri
 




"Cobalah Mengerti"

bumi hanya sebutir permata di belantara alam semesta
jadi, apa yang harus kau bangga'kan?
kaya atau miskin, kuat atau lemah,.., kita cuma debu jagad raya tak berhingga
masih kau angkuh?
pandanglah ke atas, semua begitu lemah
renungkan, semua begitu rapuh
bersyukur sajalah, jangan bermuluk ria
 



"Titik Terakhir"

aku hidup malam ini
tuk merasakan panas dan dingin
untuk menikmati gelisah dan resah
aku manusia, dengan segala zat kimia, dan hormon berjuta rasa
sedih dan bingung kini, segala gembira dan sukacita nanti
tapi ku tak butuh perang ini
perang yang tak ku mengerti
lihat aku kini, masih begini
menanti racun terakhir yang memisahkan aku dan ragaku
 





"Calon Presiden Berkelana"

manusia bodoh lambang ketololan
otak idiot pikiran maksiat
muka reot peyot ngaku bujangan pecicilan mencari perawan
sungguh terlalu tak tau malu
mencoba berjudi siapa tau jadi
numpang sana, nebeng sini, minta-minta digadang-gadang
dan ternyata kebanyakan tertawa
dagelan politik badut bego nalar melongo
 




"Indonesia'ku"

kacau balau
lintah
kanibal
pisau tumpul
uang haram
birokrasi
birokrasi
birokrasi
sampah masyarakat
preman
perang
bom waktu
penjilat
lelet
bodoh
hukum rimba
korupsi
air mata
penipu
menipu
tertipu
muka tembok
musibah
darah
mati
sombong
dan secercah harapan, Jokowi Ahok
 





"Revolusi Diri"

bergerak sedemikian rupa
menghabiskan sisa energi yang bisa Dia beri
lambat, datar, hambar,.., seperti mereka kebanyakan
beri aku pemicu Tuhan, tuk ledakkan segala kebenaran yang Kau wariskan
walau harus berhadapan dengan sumber ketakutan,.., diri sendiri
 





"Sya-Sya"

begitu putih
lahir demikian apa adanya tercipta
dan balutan lembut wangi surgawi
belum juga tersentuh ide rumit dunia
ikatan-ikatan lemah sedih dan suka
tak perlulah menjadi ratu, atau pemeran utama sandiwara,.., cukup kamu
terus begitu manusiaku, aku sayang padamu
     
"Acengnisme"

perempuan
subjek atau objek?
pelengkap atau penderita?
manusia tolol keturunan dewa dungu, mengingkari wanita tempat kau bersemi
selama engkau belum terlahir dari rahim pria, jangan bersukaria diatas derita wanita
pembenaran logika setan hanya menjadi tertawaan
doaku bersamamu, lekas mampus daging busuk, dan bawa serta ide-ide bejatmu
 
    
"Aku Dan Tubuhku"

melekat,.., dan erat
satu memerintah, dan yang satu mempengaruhi
makin lekat dan terikat, semakin dalam duka ini
juga bahagia semu, memberi arti lebih kata derita
esok ku'kan terbangun, dengan aku masih menempel tubuhku
maka berbahagialah, mereka yang tak berbelenggu
  



"Perang Dunia Keluarga"

sebuah tonjokan tepat di mata
dan meledaklah tangis pertahanan terakhir wanita
yang jantan nan gagah semakin membabi buta
emosi laksana raja dengan gelegar suara membahana
wahai pria, lupa kau masa kau berjanji menjaganya?
tidak ingat kau masa dia memenuhi melayanimu?
jika tidak, izinkan dia habiskan air matanya
dan tolong, jangan kau sentuh lagi dia
jika iya, menangisnya bersamanya
dan jangan kau sentuh lagi dia
 




"Binatang"

kadang nafsu hewani muncul
walau setengah mati mencoba memuliakan manusia
mereka teriak teriak surga, padahal kebayang juga tidak
demikian aku, jangan tanya padaku
mencoba lepas dari dunia dengan suci
namun nafsu mengikat badan, makhluk tak sempurna
sudahlah, biar kucipta surgaku sendiri, disini, dunia ini
 





"Far Hard Are Bus"

normal tapi gila
becanda dengan akal tak sehat
ketawa ngakak, sementara bangsa ini semakin retak
semua gelar tak membuatmu manusia Indonesia
hidup tak membuatmu manusia seutuhnya
layaknya alam yang berduka, melahirkan anak bencana,.., malu aku sebangsa denganmu
 




"Musim Bencana"

siapa yang paling sombong kini?
harta tak sanggup menolongmu
jabatan tak bisa membantumu
bahkan doa tak'kan menyelamatkan dirimu
kamu,.., manusia,.., tolonglah dirimu sendiri
atau kalo tidak nikmati aja
jangan mengeluh, atau menyalahkan, atau menangis tersedu
semua salahm
u





"Presiden Keadilan Tutup Usia"

bajingan memang
ngak yang anggun, ngak yang kalem, ngak yang alim,.., bangsat semua
tampak wibawa di permukaan, taunya gerilya harta bawah meja
ramah dan dermawan katanya, sementara bogem menggenggam kerah bawahan
setelah segala terang benderang, masuklah ide kambing konspirasi
lalu lemah-lah badan termakan usia, dan sakit datang dera mendera
aku tak'kan lupa, walau belas kasihan coba berbicara
anda sekarang sampah di mata, mohon segera binasa
 




"Munafik Sejati"

sebuah cerita dari kerajaan maha sempurna
begitu indah, laksana surga, sejalan dengan cita-cita warisan
sangat taat pada-Nya, dan Dia hanya menjadi alat bagi mereka
semua kulakukan, semua jalan, semua tujuan, hanya pada-Mu,.., kata'ku
dan di negeri super mulia nan suci ini, semua kesalahan adalah konspirasi
selalu ada alasan untuk ketidak-becusan
dan ketidak-becusan adalah satu-satunya kepintaran
 




"Free Rider"

tunggangan bebas coy
asyiknya bisa menunggangin apa saja
punya jabatan?, mari kita tunggang-tunggangan
punya duit?,.., maharani, bahkan mahadewi kita tunggangin
soal dosa?,.., kita tobat aja nanti, Tuhan kita yang punya
memang surga yang nikmat negeri'ku ini
 




"Perempuan'ku"

biasa saja
sederhana
namun aku suka
tidak rumit
tidak sulit
bikin aku suka
setia dalam duka
ceria dalam lara
kuputuskan hanya dia
 





"Sengkuni vs Sengkuni"

mau komunis, kapitalis, fasis, agamis,.., jahat itu tidak baik
meski guru, ulama, bangsawan, bahkan raja sekalipun, yang busuk akan tercium
tak ada topeng tuk menutup luka
tak usah kau cari penyumbat bau busuk
tak'kan menjadi pesut dengan seringai hiu'mu
percuma mencari senyum monalisa di wajah angelina
lihatlah perampok, pembunuh, pemerkosa, koruptor, sekarang bersama
Indonesia tanah air beta, kalian rusak-lah sudah
 





"Souvenir Dari Tuhan"

mati
ku tak perlu dikenang
hidup
kenanglah daku
 




"Kosong Akhir Segala"

hidup
lalu,.., mati
lalu,.., bersedih
tak ada suka pengobat luka ini
segala sebab berakhirlah akibat
kemelekatan bukanlah tujuan
karna akhirnya harus,.., mati
 





"Jika Aku"

jika aku Tuhan
tak perlu-lah membela'Ku, cukup berbuat baik sajalah
tidak usah berlebihan menghormati'Ku, bantulah sesamamu
Aku orang tua-mu,.., kenal atau tidak kenal, kalian semua anak'Ku,.., semua istimewa dihadapan'Ku
hitam, putih, kuning, coklat, merah,.., kalian tak-kan Kusesatkan
sayang aku bukan Tuhan
 




"Daerah Istimewa"

apa yang kau cari?
identitas atau integritas?
berbeda atau bersama?
tak perlu-lah kau semai lagi luka
bukan'kah damai tujuan kita, dan tercapai sudah?
puas atau tidak puas, cuma masalah kebenaran
mari,.., berjuang,.., untuk kebaikan
 





"Manusia Tak Belajar"

sungguh bodoh saya
dengan keangkuhan yang terpelihara
meresap bagai program tak terhapuskan
walau mengaku manusia, aku tak berubah
maafkan aku alam, sadarlah jiwa-jiwamu
mereka bergantung padamu, hanya kamu
esok'kan mulai kucoba tak kecewakan semua
 





"Virus Asmara"

ada cinta, adalah penderita
ada muka gembira, ada juga bermurung ria
tak selalu berakhir syukur, dan pasti berujung duka
hamparan reaksi kimia, warisan kreasi semesta
yang terjerat, ya sudah-lah
mereka yang lepas darinya, berbahagialah
 




"Galau"

bingung punya pikiran
tidak bisa terkontrol
lari kesana kemari, nabrak sana nabrak sini
bergerombol dan lebih kejam dari genk motor
satu kehadiran negatif, meluluh-lantakan sebadan positif
mungkin waktunya berobat,.., atau tobat
kembali menjadi suci, atau mati
sayang ku'tak bisa kembali,.., jadi harus mati
 





"Positif vs Negatif"

jangan bilang tak bisa, jika blom mencoba
jangan bilang takdir, jika tidak kau ubah
berpikir positif, atau kau nikmati negatif-nya
jangan mengeluh, kalo itu maumu
berkeluh kesah, tak menyelesaikan masalah
di-titik ini, mulailah
positif, dan lalu tertawa
dunia lalu berubah, begitu indah
 





"Tujuh Belas Agustus"

merdeka !!!
dan di papua mereka masih memakai koteka
dan di papua tanah dan isinya milik penjajah
dan di papua kue pembangunan tercium baunya saja
dan di papua miras dicekokin tuk membuat lupa
dan di papua kebodohan sangat terpelihara
dan di papua tanah haram buat para penguasa
merdeka ???
 




"Memoar Bocah Sakit Hati"

mengapa aku menulis?
karna negri yang kaya ini tak mampu menyejahterakan rakyatnya
mengapa aku terus menulis?
sebab mereka terus mencuri dan mencuri dan mencuri
lalu, untuk apa terus menulis?
tuk menyampaikan pesan, ku harap engkau mengerti kawan, dan lanjutkan perjuangan
dan mengapa aku menangis?
seumur hidupku, tak bisa bersamamu, melihat hari itu tiba
 




"Kisah Sedih Sekali"

aku punya cerita
iblis berbaju agama duduk di singgasana
seringai wajah sombong laksana makhluk suci dan nabi
namun isi hati penuh dengki pada mereka yang tak sejubah
dan anak-anak hasil masturbasi menyembah-nyembah mengharap berkah padanya
angkuh dan berperan rasul, menimang-nimang kuasa lalu takabur
sementara,.., malaikat, dewa-dewi, bahkan Tuhan sendiri geleng-geleng kepala
ini upil terlalu lama di hidung, menghambat alur udara sebangsa dan senegara
 




"Presidenku Melawak Lucu Sekali"

bernyanyi-nyanyi bertepuk tangan
suara sendu dan mata syahdu, mulut komat-kamit berdendang hambar
ibu-ibu berjoget ringan, dengan kepala beratan konde
dan para badut turut mengikut, suka atau tidak suka babunya bapak
lengkap sudah orkestra negeri merah putih bolong-bolong
yang duluan gila, mari ikut berpesta
 





"Kampanye"

telepon berdering
kuharap darimu teman
pembawa berita mulia tentang kebaikan, kebenaran dan keadilan
masih kau diam
tak berucap
apa kau ragu?
mereka mengancam'mu?
kalau itu mau'mu, kau salah menyambung lidah
bawa pergi semua janji,.., keparat pembual pengobral mimpi
telepon ini buat pahlawan sejati
 




"Manusia Setan"

ternyata begini
baru kutahu ternyata begini
begitu sedikit orang baik disini
dan begitu kusut benang ini
yang sedikit mencoba mengurai, dan sang laknat menggulung terlalu cepat
jadilah bola kehancuran menggelinding dengan hebat
memeras darah mereka, rakyat manusia dan alam semesta
 




"Anak Manusia"

pedang masa lalu
keras dan tajam
membabi buta
walau menang, tak ada kebahagiaan disana
namun kalah, penderitaan tiada terkira
syukurlah aku mengerti aku
bahwasanya tiada kekal disana
dan hanya hampa tujuannya
 



"Tubuh Indonesia"

badan ini sakit parah
dan seperti biasa, kehilangan arah tuk berobat
otak sudah tak berfungsi, penuh kutu-kutu busuk
sibuk sendiri, menari-nari, menampar diri sendiri
mata yang menangis, tahankanlah
mulut yang menjerit, tertawalah
atau bersiap-siaplah bersama kita tenggelam dalam luka
susah senang bersama, hanya mitos sahaja
tubuh yang rapuh, berdiri tertatih-tatih
mencoba menggapai tepi, untuk sandaran diri
tak mampu berpikir jernih, dengan penyakit yang menggerogoti
mati muda, yah sudahlah, urusan Tuhan
mau sembuh, berdoa sajalah
kampret dengan ide-ide perubahan, berserah saja
karna toh mati kita bersama
sperma tanpa harta warisan, salah mereka
 




"Terkondisi"

berasa sendiri kini
hampa dengan degup jantung persis di telinga
memejamkan mata namun tak bisa
segala macam penyesalan berkeliaran
duh Tuhan, baru ku teringat pada'Mu
aku yang sungguh berdosa
berasa sendiri kini
 




"Akar Derita"

berkaca pada dosa awalnya, membuat mereka menjauh akhirnya
memupuk kepingan harta di ladang sendiri, sementara yang lain memandang perih
lempengan memori masa lalu, datang menderu-deru
tak ku sangka, ku semakin rapuh
 




"Menengadah Ke Atas"

dunia yang labil
debu diantara kerikil antariksa
apa yang disombongkan kini?
pandangan picik dan tenggelamlah dalam duka
luaskan pikiran, kearifan kan datang
engkau akan melihat, bahwa kita bukan apa-apa
semua harus mengerti, semua harus terjadi
semua telah terkondisi
 





"Unjuk Rasa"

haruslah
karna ngak ada yang bener kerjanya
jangan berhenti
selama mereka masih mementingkan diri sendiri
lawan kawan
sampai kita, kalian, atau Indonesia yang mati
 





"Bu Ani"

ku punya ibu
tapi rasanya ingin ngak punya
alergi kritik, muka cemberut
mainan diusik, emosi meletup
oh ibu yang bukan ibu
kelakuan bikin malu saja
mirip ibu-ibu arisan tetangga
tak ada yang bersahaja
 





"Jika Aku"

ingin jadi binatang
tanpa kesadaran laknat begini
mati ya mati
tanpa basa basi
terlentang, tergilas, terinjak-injak
kotoran jadi kotoran
mewah jadi kotoran
bangkai yang tak perlu
tak ada yang butuh
hidup tak mungkin utuh
 




"Kampanye Politik"

putih
putih isinya hitam
putih belang-belang
yang hitam ngakunya putih,.., dan berkuasa kembali hitam
teriak-teriak paling putih,.., dibelakangnya barisan hitam-hitam
kasihan yang putih, dikeroyok yang hitam
akan'kah yang putih menjadi hitam?
mungkin saja, negeri abu-abu banyakan hitam
 




"Bahagia Tanpa Pamrih"

duduk disini
hati lega tak pake rasa-rasa
memandang anak-anak begitu ceria
tawa, canda, cengkerama
lewatlah semua dendam, perbedaan, dan beban dunia
aku yang masih disini,.., akan tetap disini
menjaga kalian semua, wahai manusia'ku
 




"Bedil Jon"

hati-hati, makin keliatan belangnya
kasak-kusuk sana-sini membawa pasukan maut kutu busuk
tentara kusut bicara-bicara fitnah dan licik dan dendam membara
muka memerah tanda amarah sedikit lagi tumpah
bergerilya mencari kumpulan makhluk sesama berhati picik
engkau yang kuanggap dewa, akhirnya berubah
makin kesini jejakmu semakin bau
semakin kuyakin tak memilihmu
 




"Neraka Bernama Surga"

lihat kaum-mu
dia-dia merasa termuliakan
menjajah dunia dan akhirat atas nama-mu
merasa alam semesta serta isinya tercipta buatnya
meludah kita-kita yang tak sesama
malah bermufakat untuk sepakat membuat kiblat memusuhi kerabat
oh kehidupan, kasihan nama-mu
harapan indah kedamaian hanya siulan di bibir segelintir dari kami yang sadar
dan segera pula angin membawa lalu cerita bagus kitab-kitab maha suci itu
 




"Setitik Air Dalam Sekumpulan Lumpur"

Susah negeri ini, sangat perih
dahaga sepanjang sejarah tak terubah
masih mencari dan tiada hujan menurunkan bayu walau setetes
kering menguap sebelum menyentuh tanah laknat
mereka yang hidup dalam kekotoran mengejang
tertawa mengakak menghitung harta serta rupiah dari perasan bumi pertiwi
sejarah berulang terulang
orgasme cuma dinikmati manusia berani kotor
 




"Kereta Api Purba"

alamak bangsa ini
si Dahlan mendorong selangkah ke depan, si Gusti bertahan di gigi kemunduran
properti bangsa yang tersia-siakan
emas dihargai sampah
sampah dipungut negeri tetangga
saya mengelus dada
kita menundukkan kepala
mari menangis bersama-sama
 




"Perang Melawan Bulan"

dia muncul lagi
ketika setan dan dedemit tengah berpesta
tidak terang, namun menerangi
tidak sesat'kan, walau setapak
cahaya halus melawan kegelapan semesta
aku yang buta tak akan lupa
mana hitam, mana putih
 




"Berita Dari Sudan"

dan telah dibutakan hati kaumnya
berbeda adalah berbahaya
bahaya adalah lawan
dan lawan adalah mati
kedamaian,.., harus'kah sama warnanya?
 




"Melawan Aku"

yang sombong
yang angkuh
yang marah
yang malas
yang serakah
kalau semuanya kosong
kalau semuanya tak kekal
kalau semuanya derita
maka hidup adalah perang
aku melawan aku





"Berita Dari Pakistan"

aku mati lagi
tangan sendiri
darah sendiri
ayah sendiri
saudara sendiri
tiada sesal di mata apalagi duka
hanya kepuasan disana
atas nama kehormatan, aku harus mati
tak memilih dilahirkan, namun jelas aku memilih tidak mati
tangan sendiri
darah sendiri
ayah sendiri
saudara sendiri
kebiadaban dibungkus buku suci,.., aku sekarang mati
 




"Bhinneka Tunggal Pecah"

otak segede upil
berkelana di pinggiran kutil
memandang dunia sebatas buah pelir
wahai pengacau,.., sampai kapan kau dikubur?
hidup tak manjur, matilah engkau manusia tak manusia
Indonesia tak butuh sampah,.., wahai sampah
ini rupa berbeda-beda, tak mungkin sama
 




"Terlahir Sebagai Aku"

tidak bisa memilih
harus begini
tidur sebagai aku
bangun sebagai aku
makhluk dikutuk khayalan semu
melingkar-lingkar, berputar-putar
tak ada jalan keluar
hanya aku terikat aku





"Tertanda Amarah"

tangan laknat
terperintah hati keparat
letupannya menghantam bayi prematur
maafkan aku makhluk'ku
kesal lalu sesal tak kunjung selesai
aku yang sadar,.., lalu tak sadar
dosa yang tak kunjung usai





"Mak Fud"

dendam
lalu tersesat
di jalan setan aku mengadu, dan iblis mendengar mau'ku
lepaslah citra
persetan dengan mereka
nafsu mesti tersalurkan, walau harus bersenggama dengan serigala
gerombolan yang mendengar amarah





"Kompor Rakyat"

ayat-ayat setan
dibuat sekumpulan setan
memuliakan setan
seizin setan
logikanya setan
mau bergabung dengan setan?





"Berkah Dari Setan"

mereka rindu surga, mereka yang bikin punya
mereka teriak panas, mereka yang bakar punya
ajaran sang iblis, merasuk ke jiwa, menjalarkan bara
otak ke kata, kata ke perbuatan
semua bentuk amarah dan serapah, pada yang tak sama
dajjal penyembah dajjal, menyusun ajal
segera-lah berpesta,.., di neraka





"Harapan Baru"

Tuhan punya siapa sekarang?
anda-anda yang teriak paling kencang?
atau mereka yang lemah yang bergumam sahaja?
masih merasa paling suci?
atau mereka yang bergumul lumpur namun jujur?
garuda tidak merah
garuda tidak berdarah-darah
ini Indonesia





"Lamborghini Merah Putih"

dia yang gagah
menawarkan surga sejuta mimpi
dengan ileran jongos penambah tenaga
sementara yang dibelakang sibuk berdendang
membayangkan pertiwi jadi santapan birahi
seringai tawa para dedemit,.., amit-amit
aku dibelakangmu Joko
cukup esemka merah putih
lambang kreasi anak negeri





"Macan Sakit Jiwa"

teriak-teriak
teriak kencang sekali
bukan ekor terinjak
bukan peler diemut trenggiling
cuman sperma udah di ubun-ubun
ejakulasi terhenti, kursi tak terbagi
koalisi belang-belang macan meong imut-imut
nakal,.., nakal,.., nakal





"Bunga Buat Lara"

terbaring kini
sama, cuma berbeda
tak ada lagi nafas pengisi paru-paru,.., dengan tubuh berserakan disana,.., disitu
darah yang menyatu dengan tanah
badan mulia kini menjadi sampah
dan mereka cuma bisa tertawa
bala tentara banci bercelana pink renda-renda
lihat hujan mayat, dan tertawa
manusia tak manusia, sampah manusia
mati saja kau, sekarang juga





"Kolor Bolong Nyemplung Got"

aneh
maling kemalingan
kumpulan maling kabarnya kemalingan
maling lapor polisi
polisi bingung
mau ngurusin maling yang mana
presiden bingung
ada maling masuk istana
maling teriak pemerintah maling
lah,.., maling kan di pemerintahan juga





"Ini Gaza"

doa,.., hanya buat mereka yang penakut
tak ada ayat-ayat penyembuh luka
hanya deras darah bercampur air mata
dan dering jeritan anak manusia berpadu desingan rudal dan peluru
harapan berakhir di kain kafan
perdamaian menunggu lebih banyak korban
tak ada yang benar, tak ada yang baik, hanya mayat-mayat bergelimpangan
mari ikut berhitung, berapa lagi nyawa tercabut di televisi
mati,.., bisa terjadi detik ini





"Pergi Durjana"

merasa paling benar
dengan mulut koar-koar
tampang tengik, sombong dan dengki
sang pahlawan kesiangan
membawa ide melacurkan idealisme
yang merasa suci yang dibenci
jongos sekumpulan iblis terlaknat
menjual negri demi ambisi
matilah kau,.., udah harga mati





"Sisi Laknat"

benar'kah kita butuh Tuhan?
kalau hanya buat menghakimi
hanya untuk menebas yang tak seiman
diatas darah menggenang anak-anak berenang
dengan potongan tubuh orang tua yang berserakan
semua atas nama Tuhan
semua demi Tuhan
Tuhan yang sama'kah yang kita sembah?
yang maha pemurah dan maha penyayang?
atau Tuhan berubah pikiran?
meminta kembali nyawa ciptaan-Nya?
dan itu perintah-Nya buatmu?





"Lutung Naik Mobil Mewah"

bergaya
petantang petenteng
dikelilingi sekumpulan kera
ditua'kan sekumpulan gorilla
segerombolan makhluk idiot yang cuma punya otot, dan otak cuma segede buah pala
jengah
muak
mau muntah
tunggu sajalah sampai manusia berkuasa
 




"Oh Atut"

sekarang siapa yang penakut?
anda yang sudah makan lupa cuci mulut?
atau kami yang telah kau telan dan kau sudut?
kotor kau bilang bersih, biadab kau bilang suci
bersenang-senang dan kau bilang jadi korban
lampiran lembaran surat dosa tak berhingga, hanya segelintir yang bisa baca
anda dan keluarga, kami bantu doa ya
moga pengadilan masih punya rasa, dan yang mulia bukan iblis juga





"Koalisi Mental Banci"

katanya terpelajar
berjas, berdasi, sepatu mengkilap sekali
duduk manis, kongkalikong, bagi-bagi komisi
sekumpulan binatang yang tidak terhormat
dengan hati nurani yang hampir keluar dari lobang pantat
mengakali suara-suara yang memilih, jelas sekali
serasa ingin ku hujam ini belati
biar semua mati
hidup hanya bisa bikin sakit hati
 





"Ranjau Paku"

misteri tiada akhir
jalanan yang terkena santet
paku besi tumbuh tiada berhenti
dukun geleng-geleng kepala
polisi?,.., seperti biasa tak berdaya
hanya aku, keluarga'ku, menunggu harap-harap cemas
akan'kah orang tercinta pulang selamat hari ini?
negeri penuh misteri





"Partai Sapi Kejang-Kejang"

menjejak tanah Indonesia, namun senang memecah belah
hidup dan bernafas di negeri ini, tetapi Pancasila tak kau akui
sapi kau korupsi, rakyat tercekik hampir mati
kumpulan manusia yang sok suci, akhirnya ketauan munafik sejati
wahai kandidat penghuni neraka, bertobatlah segera
Tuhan tidak buta, tidak menutup mata
baik itu wangi, buruk itu busuk
dan kau tercium bau sekali





"Doa Buat Para Jongos"

masih percaya doa?
saya masih
doa ini terbukti saat egoisme dunia menganaktirikan iman
sendiri aku bisa, apalagi kita bersama
meruntuhkan setan-setan yang duduk di senayan
mungkin tidak sekarang, tapi ku yakin pasti
waktunya terang menelan gelap tak lama lagi





"Pilkada"

dan tertawalah mereka, para penghuni neraka
terbahak-bahak menertawakan jelata
duduk di singgasana, seringai taring serigala siap memangsa
hewan-hewan terpilih tuk melayani para dedemit
buto cakil, genderuwo, banaspati tersenyum bangga
setan-setan menguasai senayan
onani bersama-sama, lalu benih jahat ini telah bersemi
ha..ha..ha..





"Buaya"

buat rakyat katanya
rakyat yang mana?
segelintir makhluk tersesat anda bilang rakyat?
lalu kami yang sadar ini anda anggap mayat?
koalisi dipimpin pemberontak, mengalir darah dan jiwa pengkhianat
tidak dulu dan tidak akan sekarang
bawa idemu ke kubur teman
aku sumbang satu nisan





"Prahu Bocor"

keliatan sudah
ketauan semua
setelah tempelan citra lepas tak berbekas
wajah tak berbentuk, warna hati hitam legam
demokrasi kau racuni, rakyat kau kibulin
pengkhianat tetap pengkhianat, akan selalu berkhianat
sebagus apa dandananmu, harum'mu bau di hidungku
nahkoda tanpa kapal, kutunggu tenggelam'mu





"Kumpulan Makhluk Primitif"

wewe gombel berbadan genderuwo
bersetubuh brutal dengan buto cakil
disaksikan dajjal bermata satu yang sama sekali tidak manis
persekutuan iblis, melahirkan segerombolan iblis
kebaikan dikangkangi
kebenaran diperas
keadilan cuma mimpi
wahai kawan'ku
mari sahabat'ku
bersatu kita,.., lawan





"Pil Kadal"

kawal terus
tak akan berhenti disini
semangat ini jangan sampai redup
demokrasi harga mati
rakyat pemegang kekuasaan tertinggi
kalian-kalian para sengkuni, tak layak memakai merah putih
penyakit jiwa yang menggerogoti bangsa
prajurit-prajurit pemerkosa pertiwi
semoga anda-anda lekas mati





"Jangan Mati Coach"

sakit hati ini
perih tak terbagi
budi dibalas surat pemberhentian
oleh mereka-mereka yang sok mengerti
pahlawan kesiangan namun bangun kesorean
pembawa prestasi keharga memalukan bangsa
sekumpulan durjana pembawa bencana
pelita itu kuncup sudah
semangat itu luluh sudah
mohon jangan mati Indra
kunci pandora ditangan anda





"Tak'kan Habis Terang"

melihat awan memeluk gunung
ini pikiran kesal sekali
cemburu, iri dan dengki,.., berkecamuk dalam hati
dan yang melihat tertawa geli
jahatnya manusia ini
dan sekarang terbukti, musuhmu adalah dirimu sendiri
 





"Buah Setia"

ku tak meminta
kau tak menduga
semua terjadi apa adanya
langit dan bumi bertemu disini
di tempat ini, kita berjanji sehidup-semati
kesabaran adalah jawabnya
cinta hanyalah hasilnya
semua warna telah menjadi satu, kau dan aku





"Livina"

kebaikan ini membuatku merinding
tidak ada sekat kau dan aku, hitam dan putih, bagimu agamamu dan bagiku agamaku
hanya ada manusia membantu manusia
dan Tuhan pun tersenyum pada kita





"Dukkha"

lagi,., tragedi
tidak disini, tidak disana,.., semua mati
ayah kehilangan anak, anak kehilangan ayah, dan ibu menangis tersedu
tak ada tempat mengadu, tidak ada tempat mengadu, semua buntu
ya Tuhan, bantu hamba'Mu, karna semua terserah pada'Mu
bunuh perasaan ini, angkat beban ini, mati jika harus mati, biar yang tertinggal mengerti
bahwasanya hidup hanya begini





"Bathin Ketiga"

perang
iya,.., mari perang
melawan dia sang durjana
laknatulah penuh amarah
sang bedebah serakah
nyawa sombong bodoh pengira penguasa semesta
ini perang Aku melawan Aku
walau harusnya tidak ada Aku
dan pemenangnya tanpa Aku





"Tsunami Lagi?"

yang bodoh yang tidak pernah belajar
bahwa kemanusiaan adalah diatas segala-galanya
jangan sampai musibah membuat anda tersadar
bahwa ada teman diluar sana
teman yang anda hina saat anda terjaga
teman yang anda ludah saat anda bicara
sahabat yang dimusuhi karna tidak se-Tuhan
manusia,.., kasihanilah sesamamu,.., Tuhan tidak butuh ulur tanganmu





"Poor Charlie"

tak terbantahkan
gobloknya tak terelakan
manusia membunuh manusia
nyawa terbuang sia-sia
yang muda yang berbahaya
anak-anak yang memuliakannya
yang muda yang menunggu di neraka
dan anak-anak yang terjerat kesana
dan pak Tua yang meneteskan air mata





"Panglima Dadakan"

jam tangan mahal di tangan
serta berjurus-jurus silatan lidah kemudian
kombinasi ketololan manusia berwewenang
dan sekarang dia muncul lagi
setelah segala peluh dan bau bangkai mereka yang tanpa pamrih
dia hanya seringai saja melipat tangan di dada
seakan dia yang maha mengetahui dan paling banyak budi
yang lusuh harus tunduk padanya, dan kata-kata dari mulutnya
taik benar ini manusia





"Joko Bodo"

hei, joko
benar ya benar, ngak pake embel-embel
tidak ada politisasi, tidak pula kriminalisasi
yang banyak yang melihat, bukan sedikit yang kau dengar
ini negeri rusak sudah, dan kupikir engkaulah tukangnya
manusia bisa berubah, semoga kebaikan jangan kau rubah
ayo ibu, sadarkan beliau
bahwasanya kita masih dibelakangnya





"Uncle Bob"

susah menjelaskannya
kalau sudah emosi yang bicara
logika cuma jadi teori saja
dan amarah adalah jawabannya
kesadaran malah milik mereka yang sering lupa
lupa betapa pelik hidup tuk dijalani
lupa akan cita-cita setinggi angkasa
lupa hakikat sebagai manusia mulia
aku ingin jadi orang bodoh sajalah





"Save Bambang"

binatang!!!
orang goblok juga tau mana yang benar mana yang salah
anda-anda itu begonya udah keterlaluan tuan
tidak prajurit, tidak perwira, tidak atasan,.., kelakuannya sama bejatnya
kebenaran hanya di kulit saja, jeroannya busuk semua
yang waras yang melongo, beginikah kelakuan para jongos?
wahai manusia yang dipuja-puja, dimana anda sekarang layak dipuja?
atau kami harus menghujat, karena jelas dimana harus dihujat
empuk'kah kursi disana?, atau haruskah kami goyang?
para tetuan yang kami bayar, jangan sampai kami minta balasan
karna dendam berarti darah kami harus segera tumpah
 





"Maha Ibliswati"

moncong boleh putih, hati manusia siapa yang tau
legowo bukan sifatmu, seorang pendendam abadi
bertahun-tahun usia tidak sanggup merubahmu wahai ibu tua
hidup masih tiada berarti menjelang mati
puaskah kamu dihujat menjelang ajal?
atau anak cucumu harus menanggung dosa-dosamu,.., bu?
hidup hanya sebentar, jangan kurang ajar
walau kami semut-semut tak jelas, tapi kita nyata
negeri ini bukan punya anda, atau bapak anda
diatas darah orang-orang kecil negeri ini berdiri
dan itu,.., kami!





"Gigolo Di Sarang Penyamun"

ada wanita, ada pria
semua menginginkannya
menjadi bonekanya
manis sekali lelaki ini
tikus-tikus bersandar padanya
dan dia ternyata umpan serigala
ada betina, ada jantan
semua cekikikan di belakangnya
hilang sudah perjaka ini
disedot para drakula
ada wanita, ada pria
semua membodohinya
manusia bisa berubah, dan masih berharap anda tidak





"Tedjo"

pakai kondom'mu sekarang djo, peju'mu muncrat kemana-mana
bau busuknya bikin kami-kami muak, mau muntah
mulut dan anus sama saja, menjijikan sekali
yang bodoh yang berkuasa, bikin negeri ini bisa binasa
sekumpulan dewa-dewa keturunan iblis sedang bersenandung, kami merenung, dan langit kembali mendung
bibitmu telah bersemi jadi amarah dan benci
tertanda dari kami-kami yang kau sakiti





"Negeri Sakit Parah"

harus kepada siapa lagi kami mengadu?
semua sibuk sendiri, semua sibuk beradu
masih adakah konstitusi?
masih berdirikah NKRI?
kalau yang busuk sudah menguasai, yang wangi akan mati
dan ini sedang terjadi





"Anak Mama"

pemimpin pemalu
bersembunyi di ketiak berbulu
ketiak ibu-ibu yang bau
aku
ikut malu
punya pemimpin ketularan bau
bau ketiak ibu-ibu yang bau
sungguh bau
tapi adem buat pemimpin'ku
pemimpin yang pemalu
yang mulai bau





"Maklumat Dari Saya, Makhluk Bernama Manusia"

pilih mana?, sorga tapi perang, atau neraka tapi damai
pilih mana?, dewa tapi licik, atau setan tapi baik
pilih lagi,.., tak beragama namun berbudaya, atau takwa namun barbarian?
jangan salahkan setan atas kejahatan'mu
doa tak'kan menghapus dosa-dosamu
tanggung jawablah akan dirimu mulai sekarang
manusia dengan segala akal dan pikiran, hadiah dari-Nya





"Save KPK"

siapa yang suci?
tak ada yang bersih!
dalam gelap dan dinginnya semesta, ada setitik cahaya
tidak terang namun menyinari
sinar redup yang hampir mati
ironi negeri maha suci
berkoar-koar paling bersih
dari yang terburuk telah terpilih yang terbaik
tidak bersih dari dosa, namun harapan satu-satunya
mari Indonesia, jaga KPK, jangan sampai dia mati





"Save Indonesia"

mau cari api?.., banyak
mau cari air?.., melimpah
susahnya mencari yang benar di nusantara ini
kalau ada, telah mati
jika ada, akan mati
bakalan ada?.., keburu mati
negeri yang aneh, dengan aku di dalamnya





"Bitch"

wanita
bukan wanita
ibu
bukan pembimbingku
nenek sihir masa kini
dengan api dendam jiwa yang terbakar
dan ambisi besar menjelang ajal
wanita tua
liang lahat menanti anda
bersegeralah





"Poly Shit"

banyak tai
busuk
menjijikan sekali
baunya tak tertahankan
bikin muntah
tai tersebar dimana-mana
dari atas sampai ke bawah
sama semua
bikin susah
butuh lentera segera
tuk membakar, memusnahkannya
tai-tai yang bikin gundah
musuh bersama rakyat Indonesia





"Buas Tapi Ompong"

bicara,.., bicara dan bicara
sudah muak saya melihatnya
siapa yang tak punya salah?
malaikat saja bisa berdosa
jangan mentang-mentang anda punya kuasa, semua anda tunjuk jadi terdakwa
sudah kayak Tuhan saja anda
salah besar negeri ini, membiayai anda jadi petinggi, jika hasilnya harus begini
pendosa yang berkuasa, mampuslah kita





"Pak Raden 2015"

woii,.., kamu!!
iya,.., kamu!!
memperkuat KPK?
taik kucing dari surga?
ternyata semua sama saja
sudah empuk di singgasana, lupa dulu kita bersama berdiri di alang-alang berduri
sombong nian anda kini
nasihat dibalas pantun muslihat
lempar sana, lempar sini
semua hanya basa-basi
tak berisi
bikin harapan,.., mati





"Singa di Udara"

ngajak singa terbang, singa jadi lupa ingatan
singa sering berulah, namun semua pasrah
karena singa peliharaan petinggi negeri, bikin semua ngeri
yang galak yang menciut
yang teriak paling kencang sekarang lembut
menghadapi singa terbang, singa peliharaan petinggi negeri
terlalu sering berulah kini
bikin emosi dan sakit hati
tapi harus gigit jari
karena singa peliharaan petinggi negeri, bikin yang waras geli





"Surya dan Pak Ali"

katanya sih maha suci
soal ibadah jangan ditanya, tekun sekali
wajah mulus tanpa cacat, bikin yang melihat sungguh terpana
namun apa daya, ternyata dia tergoda
entah sengaja, entah latah,.., entahlah
setan bersemi juga di hati, ternyata nikmatnya tralala
kalau surya itu penerangan, pak ali senang bermain di kegelapan





"Wajah Indonesia"

penjahat di atas angin
petugas angin-anginan
dan pemerintah masuk angin
ini negeriku kucinta
negeri dengan bedebah menjadi penguasa
sementara pembela kebenaran didorong ke tepi neraka
sengsara bathin ini memikirkanmu kini
wahai pahlawan-pahlawan berstatus tersangka
kaum-kaum putih terpinggirkan, dikerdilkan
kata-kata telah menjadi doa
semoga Sang Maha berpihak ke kita





"Tentara Lawan Buaya"

jangan bilang kejam
bukan juga dendam
dosa memang jika diungkapkan
kotor tangan bila dilakukan
alangkah indahnya hama-hama ini dimusnahkan
betapa bahagia peluru berseliweran
sejuknya melihat wereng-wereng dimakamkan
tak'kan ada air mata
cuma gelak dan tawa bagai paduan suara sempurna





"Zaman legam"

ya Tuhan, dagelan apalagi ini?
semua yang berteriak kencang harus dipidana
haruskah orang baik negeri ini bermukim di penjara?
ya Tuhan, kemana pemimpin negeri ini?
yang katanya berdiri paling depan pembela kebenaran
dengan gagah dan garang memberantas kezaliman
semua sirna, semua musnah, semua berubah jadi pengecut
semua hanya prasasti buat anakku nanti
semua omong kosong belaka dan hampa
ya Tuhan, suatu saat kita'kan bersua
jemput hamba di balik jeruji
karna aku'kan memohon padaMu disana





"Revolusi Mental"

kalo tempe enak, saya suka
pete juga enak, tapi saya tidak suka
tahu itu lumayan enak, banyak yang suka
kata-kata itu hendaknya selaras dengan perbuatan
jangan manis di bibir, pahit di kelakuan
sudah lelah bangsa ini menunggu
kapan saklar nawacita dihidupkan?
jangan omong kosong belaka, banyak yang tidak suka





"Wahai Pak Raden Kami Yang Baru"

ketika gerakan pemberantasan korupsi hanya pura-pura semata,.., izinkan aku marah
ketika janji kami tagih dan anda geleng-geleng kepala,.., mungkin sudah saatnya
segala sumpah serapah kan kutujukan kepadamu
emosi dan dendam ini hadiah buatmu
persetan dengan citramu, kami tak butuh kosmetik itu
anjing kan berlalu, khafilah kan kubunuh
jika ini bisa mengobati sakit hati saudaraku





"Tuhan, tolong negeri ini"

surya di ujung senja
ketika ku lihat gelap mulai menyapa
cahaya itu pergi tanpa tawa, hanya menitikkan air mata
melihat kami kami kehilangan arah
putus asa, tanpa pegangan, tiada harapan
dikelilingi ilalang, lubang dan jurang, dan beribu ranjau dihadapan
malam kita pekat
dan makhluk-makhluk laknat mulai berpesta
menunggu jiwa-jiwa yang telah tersesat
menunggu malaikat maut menjalankan tugas
menunggu nyawa tercabut untuk direbut
dan yang hilang itu,.., kita





"Remisi Buat Korupsi"

berpestalah
selagi anda bisa
wahai tikus got terkelam
berbahagialah
dunia milik anda
tikus hitam, tikus putih
dan menangislah
negeri kotor sudah
atas bawah, sarang tikus semua
tidak ada ruang tuk mengadu
semua buntu
harapan runtuh
mampuslah bangsaku





"Siap Untuk Berlalu"

sejenak ku ingin bikin sajak indah
bukan sedang jatuh cinta, bukan terhindar dari bencana
aku yang mencoba melepaskan diri dari aku
aku yang tidak butuh semua bahagia atau derita itu
hanya aku yang terdiam, tenang dan seimbang
dalam arus hidup yang menderu-deru, aku telah tidak terpaku
walau tidak ada aku disana





"Huy"

apa kabar malam ini?
baik-baik saja bukan?
ku lihat lelah di wajahmu, di hidupmu
kau yang telah mengarungi dunia bersamaku
engkau yang menemani dalam sedih dan tawa
dan engkau yang rela kehilangan segalanya buatku
aku malu
aku yang bodoh
aku yang picik dan culas
maafkan belahan jiwaku
maaf tak mampu membahagiakanmu
marahlah jika harus marah
menangislah tuk menghilangkan lara
aku disini untukmu





"Ramalan Cuaca Hari Ini"

suram
penegakan hukum?, kelam
kesejahteraan?, muram
kebangsaan?, buram
yang hitam yang berpesta
yang putih yang menderita
pemimpin menari salsa
rakyat telah putus asa





"Akademi Pelacur"

dia lagi
cecunguk kecil bau kencur
bandit mungil tamatan sekolat penyamun
sombong nian anda maling
gagah benar cara saudara mencopet
serakah walau sudah diberi berkah
ingat dek
siapa pengisi pundi-pundi
tanah berkarang tanah
rupiah menjadi nanah
jika anda lupa siapa tuannya





"Gie"

berada di puncak tertinggi dunia
hitam, kelam dan tenang
memandang hamparan luas lukisan alam semesta
dan rasakan sensasi isapan jagad raya tak bertepi
ku bertemu Tuhan di sini
di tempat sepi ini
hanya aku dan dia yang mengerti





"Dosa Pemilu"

aku punya pemimpin
dicintai namun dibenci
merdeka tapi terpenjara
berani cuma setengah hati
tegas dan lugas jika tak bertugas
terasa dekat apa daya tak terlihat
orang baik di sarang perampok akhirnya jadi penyamun
berkuasa cuma di lingkungan sekitar tetangga
perintahnya didengar hanya untuk tak diindahkan
bagus di permukaan dan tak becus di kedalaman
aku tak mau punya pemimpin, jika harus begini





"Negeri di Atap Dunia"

sementara saya sedang minum secangkir kopi di sini, di sana dia sedang terhimpit puing-puing rumahnya sendiri
sementara kita sedang berbicara pesta bikini, mereka membutuhkan selimut buat tubuh yang telah telanjang
nyawa hanya dihambur-hamburkan buat berperang di negeri ini, di bagian bumi sana roh-roh sedang berusaha diselamatkan
duduk nyamankah kita?
bersenang-senangkah kalian?
gelisah hati dalam ketenangan
kan ku kirimkan seribu doa, walau ku tau semua itu percuma





"Dia Yang Mulia"

yang baik dan tidak menyesatkan
penyayang yang tidak pilih kasih
tidak ada janji, apalagi birahi
jangan bawa nama-Nya tuk sembelih
tak mungkin berpihak, karna semua anak-Nya
tak mungkin mencabut, karna nyawa anugerah-Nya
yang tak menyombongkan diri, karna tak punya diri
yang maha kuasa, tak perlu kau bela
kasih-Nya adalah mutlak, tak perlu kau kaji
kebaikan-Nya adalah semesta, tak mungkin ada benci
Sang Maha tanpa pamrih
Dia yang sama'kah?





"Melawan Dia"

jika masih percaya pada semesta, mari ucapkan sekarang aku cinta
jangan sampai bencana menyadarkan kita, betapa kita rindu belaiannya
rintik hujan adalah anugerah, dan air bah adalah tanda dia gelisah
seperti makhluk-makhluk sombong ini
merasa makhluk tertinggi
dikharuniai roh tersuci dari Ilahi
ha..ha..ha..
alam tidak buta
bumi takkan lupa
mau adu kuatkah kita?
wahai hama-hama dunia





"Ketuaku"

sangat lemah lembut
amat letoi gemulai
terasa letih dan lunglai
semua tak tahu, semua tak ngaku
negeri amburadul, dia masih tidur
sungguh layu dan kemayu
laki-laki mungil dengan kelakuan dekil
beda kata beda kelakuan, sebab tak tahu
jadi pemimpin hanya untuk dipimpin
inilah suasana haru biru bathin bangsaku
mungkin banyak yang tak tahu, biar aku kasih tau





"Nikmat Yang Menderita"

bagaimana kehidupan?
siapa yang harus disalahkan?
yang mencipta?
padahal aku tak minta
atau yang tercipta?
yang tak mampu mengurai nikmat pemberian-Nya
senang atau susah, aku tak mau
balikkan aku ke kosonganku
kepada keluarga semua atom di tubuhku
jangan lancang tanpa seizinku
jangan satukan molekulku
biar semua pada hakikinya
sama bosankah kita?





"Angeline"

hidup hanya untuk mati
tapi harusnya tidak secepat ini
sebelum masa-masa indah kau lalui
sebelum kehidupan menulis namamu di sana
sebelum anak-anakmu memanggilmu mama
tapi Tuhan sayang Angeline
Dia akan menjaga kamu di sisi-Nya
memberikan sejuta boneka buat Angeline
memeluk erat biar tak terlepas lagi
bikin Angeline bisa tersenyum lagi
mungkin dunia ini bukan buat kamu sayang
hidup yang bahagia di sana adik kecilku





"Sapi Pinter"

sekolah tinggi-tinggi hanya tuk jadi lembu
melenguh, memburu,.., mereka yang tak setuju
sayang sekali lembu tetap babu
dibayar tak dibayar engkau pembantu
jangan sombong walau dikelilingi mafia dungu
hukum buatanmu tak laku, tak mempan walau berbalut peluru
terkutuklah jiwa-jiwa penakut, berlindunglah di balik ketiak emakmu
wanita keturunan setan berlagak Tuhan
bitch





"Tolikara"

teriak agama lagi
kembali ada yang mati
jika hanya untuk mencari surga sendiri, jangan bawa kami
jangan sok suci, kalo untuk keperluan pribadi
biar keluarga kita jaga sendiri, tak usah kau jadi anjing di sini
Tuhan urusan aku dan Dia
tak butuh kau pembonceng picik dan licik
rahmat itu bukan kiamat
alam semesta bukan kaummu saja
nah,.., bawa kitab sucimu sendiri
makan sendiri ayat-ayat nan suci
biar anda menemui-Nya tanpa air mata
tanpa jasad-jasad berserakan di mana-mana





"Lontenesia"

negerinya para pelacur
pria dan wanitanya ngangkang buat penguasa
sementara kebaikan adalah budaknya
lendir dan sperma berceceran, dan mereka jilatin semua
pembantah berakhir di penjara, atau langsung ke neraka
tak ada ruang buat kita, yang teriak itu salah
karna binatang-binatang buas siap memangsa, kita yang berbeda
tak ada malaikat dan dewa, mereka disidang juga
hahaha,.., berpestalah para pendosa




  
"Biarkan Berlalu"

ada yang bilang begini, begitu
ya sudahlah
ada yang memendam derita selalu
mari, ku buatkan doa buatmu
moga aku di sana bisa terbebas jua
agar ikatan itu meregang segera
tidak meminta, ku begini apa adanya
dihina tidak mengapa, dikucilkan juga tak'kan ku salahkan siapa-siapa
hidup yang teramat singkat, dan tak berbuat apa-apa
karena aku juga tidak meminta
jika aku telah berlalu, jangan menangis tersedu-sedu
berbahagialah untuk ku
     

"Kebakaran Hutan, Lagi"

api dan kayu
bermesraan di muka umum
berulang dan berulang
sang sutradara itu juga orangnya
mengambil gambar bukan di balik jeruji
melainkan duduk nyaman di kursi pesakitan
dengan kipasan lembaran rupiah nominal terbaru
malu aku
dengan tetangga tetanggaku
melihat mereka marah-marah padaku
akibat jagoanku berbuat tabu
berulang dan berulang
baunya perzinahan pejabat dan penjahat di negeri maha suci
     

"Matinya Anak Pertiwi"
kecil memang, namun gesit
tak perlu berotot, yang penting otak
mimpi menegakkan kebenaran, bagi kaummu yang mungil
malang nian nasibmu kawan, harus berakhir seperti ini
dibacok, diinjak, ditendang dan dibunuh saudaramu sendiri, sesama orang kecil
hanya karena kamu lebih membela hati dari harta
dan tertawalah mereka cukong-cukong pengoyak perut pertiwi
tiada lagi kancil yang melindungi
     
"Asap Pertiwi"
ada dimana-mana
bukan dapurku yang mengebul
namun dapur mereka yang mengebul
dapur mereka yang kaya harta dan koneksi
dapur mereka yang sedang duduk di singgasana, menghitung limpahan rupiah, dari percikan dapurku yang mengebul
ada bos, ada cukong, ada pejabat, ada wakil rakyat, semua menikmati asap dapurku yang mengebul
urusan banyak yang mati kecipratan dapur yang mengebul itu takdir dari Tuhan
mereka tetap asik menikmati dapur yang mengebul
satu, dua, dan banyak lagi diriku yang menanti mati
pemerintah sedang sibuk mengurusi arsip kematianku, daripada dapur yang mengebul
wara-wiri di televisi, jual tampanglah biar tambah seksi
sekarang giliranku'kah buat mati?, wahai dapur yang mengebul
     
"Gagal Total"
lihat kini
dia yang berlagak suci sekarang digerendel jua
tak usah bicara moral dan agama, karna dalamnya cuma sampah
pencitraan hanya buatanmu dan junjunganmu yang sama-sama gerobak sampah
isinya masih tetap cuma sampah busuk dibungkus rapat kayak ketupat
istri tercinta anda sia-sia
demi yang muda, binal dan mempesona,.., walau ternyata sampah
kalau belahan jiwa anda khianat, dimana kami tidak kau laknat?
mereka-mereka yang menitipkan suara padamu, bukanlah apa-apa bagimu
terima kasih atas karyamu, demi sebuah tempat di neraka, doa kami buatmu
     
"Setia Sama Kotor"
dia
yang mewakilkan rakyat, namun berlagak Tuhan
yang merasa tercipta untuk menjadi dewa
dia
kita-kita yang dianggap kutu-kutu busuk
teman-teman sejawat memuja-mujanya layaknya malaikat
muak sudah sekarang ini
melihat dia wara-wiri di sana-sini
senyum dan tawa walau terdakwa
negara dengan pemimpin banci, tak punya nyali
sementara,.., dia
duduk nyaman di singgasana
dengan kipasan cecunguk-cecunguk yang se-ide dengannya
sejuknya senayan berhamparkan permadani rupiah
     "Fuck Me John"
bagai artis film dewasa
anda sangat-sangat berkuasa
atas jiwa-jiwa muda yang dibayar melacur buat anda
atas bunga-bunga indah yang dijual murah madu-madunya
lancar tutur kata berkata
laksana adegan telah dirancang skenarionya
sungguh-sungguh akting dan penampilan sempurna
sayang anda tak berharga buat kita
kami telah muak dengan adegan porno dan vulgar di sana
sosok-sosok maksiat yang duduk di singgasana
matilah anda, wahai manusia-manusia terlaknat
 
    

"Romantika Purbakala"
menTuhankan setan
dan mensetankan Tuhan
begitulah manusia diombak doktrin
begitu rapuh, begitu lugu
api bisa sedingin salju
damai bisa menjadi musuhmu
ide menarik bagi mereka yang putus asa
kala syurga hanya sejengkal dari mata
dan birahi adalah janji baginya
     
"Makna Perjalanan Ini"
apa itu hidup?
mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya lalu mati?
duduk di singgasana lalu mati?
membuat anak menjadi presiden lalu mati?
hidup adalah bagaimana anda berarti bagi mereka dan dunia
hidup adalah bagaimana anda berbuat bagi yang lain dan semesta
jangan biarkan kesadaran ini membelenggumu
aku yang istimewa adalah aku yang tanpa aku
     "Pengarah Acara"
uang
benar atau salah tidak masalah
yang penting uang mengalir laksana air
duit
kebenaran adalah mereka yang teriak paling kencang
idealis digadai segepok duit
rupiah
keadilan diukur dengan harta
ketokan palu ditakar dengan rupiah
wahai Indonesia
anda tidak perlu mereka yang santun
bicara lembut namun berebut
tampangnya sopan, dalamnya setan
anda perlu mereka yang gila
keras kepala namun waras
tangan besi tetapi bersih
sedikit memang, tapi ada
mereka layak kita bela
 
    

"Mama"
walau ini dosa, ku tak sanggup membela
benar atau salah, tak ada lagi pembeda
semua sudah buta
tak mampu hati merasa karena semua sia-sia
begitu banyak nurani untuk dibagi, mereka tak akan mengerti
biar deritamu saya bagi, kita resapi
karna sesungguhnya aku hanyalah kamu
aku ini punyamu, buatmu, ciptamu
Tuhan tidak ada urusan dengan kita
kita yang tidak meminta untuk tercipta
semua telah ada, tak mungkin menyesal jua
mari kugandeng tanganmu, nikmati sisa hidupmu
di dunia yang hina ini, aku hanya punya kamu
     
"Fuck My Ham, djah"
merasa paling benar, dari kumpulan yang merasa benar
anda sekarang tenar dan sangat terkenal
serasa berdiri di puncak tertinggi, dikelilingi bidadari
namun apa daya harus bersegera bangun dari mimpi
mimpi seorang pejuang sejati, perjuangan birahi
nafsu merasa paling benar sekarang pupus dan mampus
mereka-mereka yang anda sakiti, tertawa paling akhir,.., kini
hahahaha,.., bagaimana rasanya kawan?
setelah anda tidak bisa melawan?
jabatan dan kuasa musnah sudah
tak lagi anda pongah di singgasana
ingat teman, terimalah apa yang anda tabur
makanya jangan takabur
akhirnya semua menjadi bubur
maka silahkan anda melacur
bersiaplah dubur untuk terkubur
     
"Ki"
berbeda
tidak mesti sama
dunia tidak harus serupa
engkau dan aku yang harus bertemu
kita yang harus tercipta
namun sekarang semua runtuh
bukan mau'ku, jelas bukan ingin'mu
iba dan kasihan tidaklah bermakna, jika dengki berbicara
hm, sudahlah
berbahagialah disana
walau tak akan mengerti seberapa ini perih
semoga engkau memaafkanku nanti
     
"Ih Kutu Maling"
negeri maling
semuanya maling
yang teriak bukan maling, maling duluan
penegak hukum juga ikutan
besar kecil semua maling
maling besar tuduh maling kecil maling
maling kecil ngumpat maling besar maling
berjas atau kumal juga maling
berpeci atau telanjang sama-sama maling
giliran ada pemberantas maling malah diteriakin maling
berbeda warna dibilang maling
menolak jadi maling dituduh maling
kasihan negeri maling kemalingan maling sendiri
     
"Anus Si Santun"
katanya ramah
katanya sopan
katanya berakhlak mulia
dan katanya beragama
ternyata ngembat juga akhirnya
tidak abang, tidak pula adik
tidak bapak, apalagi emak
tidak raja, bukan pula ratunya
semua nyodok dari belakang mainnya
semua mencari cela, lakukan perbuatan tercela
sampah tetaplah sampah
walau dibalut ayat-ayat suci agama
ujung-ujungnya bermarga terdakwa
cecunguk pengidola satria berkuda
cuih, membusuklah anda di lubang kubangan bersama para sesampah
     
"Jijik Aku Jik"
kapan terakhir anda menghadap Sang Saka
kapan pula Indonesia Raya keluar dari mulutmu yang hina
anda ini dewa bukan, namun berlagak Tuhan
jika sudah tidak bisa bersama, berpisah sajalah
negara dan Pancasila tidak butuh benalu seperti anda
dosa Pertiwi cuma melahirkan makhluk-makhluk seperti anda
     
"Tabib Brisik dan Mie Jontor dan Mie Hambar"
malu aku lihat benalu
hidup namun membuat redup
bersenang-senang di atas tubuh inang
benar jika bisa membuat tenar
tenar walau sang ibu harus memar
makanya ribut anda selalu ikut
jadi pahlawan sesama kawan
bedebah ulung mencari untung
sepasukan pendekar pembuat onar
segenap kekuatan buat sang setan
setan dituhankan, Tuhan anda setankan
agama cuma mencari nama
toleransi sekedar basa-basi
jika kebo sudah ngomongin kuda, orang bodoh pasti sumpah serapah
anak kebo berlagak-lagak, bapak kebo terbahak-bahak
kumpulan kebo lantang bersuara, agar sang bocah jadi juara
kebonya jingkrak-jingkrak, proyeknya pada mangkrak
sudahlah ini Indonesia, marilah nusantara berjaya
setan-setan telah ditangkap, sisa setan tunggu perangkap
kebenaran itu semesta, bukan buat berdusta
      "Racun Tanpa Gula"   dulu kami menaruh harapan pada kesederhanaanpada ide kesamaanpada harapan yang dijanjikanaku pikir dia bisa dipercayamenjaga kesederhanaan bahwa kami sama dengannyaharapan suatu saat kami bisa berada di posisinyasekarang kami harus tajam menatapnyaketika dia tertawa melihat kesederhanaanbahwa kami tak lagi sama dengannyaomong kosong tentang harapan tanpa kekuatan dan kekuasaan       "Tolong Temukan Aku"  ada manusia yang hilangbisa saja dia bapakku, ibuku, anakku, saudaraku, orang terdekatkusalahkah aku selalu mengadu?mungkin dia bukan bapakmu, ibumu, anakmu, saudaramu, orang terdekatmu bisakah engkau memberi sedikit empati buatku? waktu bisa mengaburkan segala sesuatutapi inget, aku belum ketemu       "Para Pejuang"   selama nyawa masih di kandung badanmasa ini akan selalu diingat kawanmasa dimana kezaliman, keserakahan, keangkuhan dan kesewenang-wenangan menjadi pemenangmasa dimana para pahlawan kebaikan, pejuang kebenaran, pemihak keadilan menjadi pecundang takkan berhenti sampai disini kawan kami takkan berhenti melawanmelawan kezaliman, keserakahan, keangkuhan dan kesewenang-wenangansilahkan kalian bercengkrama tertawa terbahak-bahak di atas tumpukan para pencari kebaikan, kebenaran dan keadilan kami takkan berhenti melawan 

4 komentar:

  1. Bardzo ciekawie napisane. GratulujÄ™ i pozdrawiam serdecznie !!!

    BalasHapus
  2. Odkąd mam kota norweskiego leśnego to jestem zdania, iż ta rasa kota bywa bardzo sympatyczna. Wiele różnych informacji o tej rasie jest na https://abc-kot.pl/kot-norweski-lesny/ dlatego właśnie tam zaglądam, aby poznać tą rasę. W końcu każdy z nas ma ochotę zrobić dla swojego zwierzaka jak najlepiej.

    BalasHapus