Jumat, 05 Agustus 2022

Jenis-Jenis Burung Berkicau

Jenis-Jenis Burung Berkicau

Anda tahu burung berkicau? Tentunya mungkin hampir setiap orang tahu yang dinamakan burung berkicau. Burung berkicau adalah semua jenis burung yang mengeluarkan suara-suara atau melodi tertentu yang indah didengar. Biasanya melodi atau suara yang dikeluarkan digunakan sebagai pemikat kepada lawan jenisnya. Di Indonesia sendiri, sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman jenis satwa memiliki berbagai jenis burung berkicau. Kali ini kita akan membahas berbagai jenis burung berkicau yang biasanya dijadikan peliharaan oleh para penghobi burung berkicau.

Berikut ini berbagai jenis burung berkicau yang biasanya dipelihara oleh para penghobi burung berkicau:

Burung Anis Kembang, Jenis Burung Berkicau
Anis Kembang

Burung Anis Kembang
  • Nama ilmiah: Geokichia interpress
  • Nama lain: Punglor Kembang, Anis Cacing
  • Habitat alami burung ini biasanya dijumpai di hutan-hutan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri Burung Anis Kembang bisa ditemukan di Sumatera, di Pulau Enggano, Kalimantan, Jawa di hutan dataran rendah, Bali di hutan-hutan perbukitan, Lombok, Sumbawa, Flores
  • Kelebihan Burung Anis kembang adalah sangat memukau saat ngeroll. Kicaunya sangat merdu dan nyaring
  • Dibandingkan dengan burung berkicau lainnya, perawatan Anis Kembang agak sulit. Sebab burung ini sedikit pemalu, dan hanya akan berkicau jika sedang tidak ada orang yang melihat atau ketika sedang hujan
  • Satu kekurangan Burung Anis Kembang adalah susah dibedakan antara jantan dan betina (monomorfik). Ia dapat dibedakan melalu mata dan kelopaknya, bulu dan cara berdirinya. Apabila mata menonjol, itu tandanya burung jantan, namun apabila matanya datar, maka itu adalah Anis betina. Bulu Anis jantan berwarna lebih tegas dan lebih gelap. Selain itu Anis Kembang betina hanya memiliki bulu yang berwarna putih di pantatnya, sementara pada Anis Kembang jantan terdapat beberapa baris berwarna hitam yang berlekuk menyerupai pola bentuk awan. Ekor jantan cenderung lebih panjang dari betina. Tubuh Anis Kembang betina cenderung lebih bulat dari leher, dada hingga perut membentuk huruf C. Jantan jika berdiri cenderung merapatkan kakinya, dan betina sedikit lebih merenggangkan dan menunduk
  • Anis Kembang termasuk burung berukuran kecil, dengan panjang tubuh berkisar 16 sampai 18 cm, merupakan jenis Anis paling kecil yang dikenal oleh para penghobi burung berkicau. Berwarna hitam, putih dan cokelat berangan. Mahkota dan tengkuk berwarna cokelat kemerah-merahan, mantel dan punggung berwarna abu-abu kehitam-hitaman. Dada juga berwarna kehitaman, sayap dan ekor kehitaman, dengan dua garis putih di sayap yang mencolok, pipi abu-abu dengan tanda putih, perut berwarna putih dengan bintik hitam di sisi tubuh, ekor pendek
  • Di alam, makanan alami burung ini adalah serangga kecil, siput air, cacing dan buah

Burung Anis Merah, Jenis Burung Berkicau
Anis Merah

Burung Anis Merah
  • Nama ilmiah: Geokichla citrina
  • Di Indonesia sendiri Burung Anis Merah mempunyai beberapa sebutan, antara lain Kedhis Taien Sampi, Syiap-Syiap (Bali); Manuk Cacing Kalung (D.I. Yogyakarta), Cerbang / Kacer Abang (Jawa Timur); dan untuk nama pasar dikenal juga dengan nama Punglor Merah
  • Anis Merah adalah salah satu jenis burung berkicau dari keluarga Turdidae dari Genus Geokichla
  • burung ini bersifat omnivora, memakan berbagai macam serangga, cacing tanah dan buah yang dapat dijumpai di beberapa daerah Sub-benua India dan Asia Tenggara berlahan basah 
  • Di Indonesia sendiri Burung Anis Merah dapat dijumpai di beberapa daerah seperti Kalimantan, Jawa, Bali dan beberapa daerah lainnya
  • Ciri fisik: berukuran sedang (20-23 cm); berat tubuh antara 47-67 gr; kepala jingga; burung dewasa: kepala, tengkuk dan tubuh bagian bawah jingga terang, tungging putih, tubuh atas abu-abu kebiruan dengan bercak putih di atas sayap; burung muda: bercoret dan bersisik di punggung, iris cokelat, paruh hitam, kaki cokelat. Untuk Burung Anis Merah sendiri jantan dan betinanya susah untuk dibedakan
  • Burung pemalu ini memiliki habitat alami di hutan gelap di dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1500 mdpl. Sering mengendap-endap di kelebatan penutup semak di tanah. Bernyanyi dari tenggeran pohon 
  • Burung Anis Merah merupakan salah satu burung berkicau yang paling merdu dengan nyanyian yang nyaring dan sendu. Suara tanda bahaya yang keras "tirr-tirr-tirr" dan "siiiit" yang bernada tinggi
  • Salah satu keunikan burung ini adalah kebiasaan teler yang aneh. Menggoyang-goyangkan kepala ke kiri dan ke kanan dengan tubuh yang lemas. Gerakan ini di kalangan penggemar burung disebut "teler"

Burung Cendet, Jenis Burung Berkicau
Burung Cendet

Burung Cendet
  • Nama lain: Bentet kelabu, Pentet (Toet), The Long-tailed Shrike, Rufous-backet Shrike
  • Nama latin: Lanius schach
  • Burung cendet merupakan spesies dari keluarga Lanidae, dari genus Lanius
  • Burung Cender merupakan salah satu burung berkicau yang memiliki suara merdu, mampu menirukan suara burung lain bahkan suara binatang lain atau suara-suara lain di dekatnya yang sering diperdengarkan
  • Pakan alami: belalang, kumbang, tonggeret, jangkrik, serangga kecil lain, kadal, kodok, bahkan burung kecil seperti bondol dan perenjak
  • Memiliki habitat di daerah terbuka, padang rumput, perkebunan, tegalan, tersebar sampai ketinggian 1.600 meter dpl (di atas permukaan laut)
  • Burung Cender di alam liar merupakan burung yang aktif dan ganas karena tergolong dalam kelompok predator. Namun burung yang dipelihara bisa kehilangan keagresifannya serta performanya
  • Ciri fisik: memiliki tubuh agak besar (sampai 25 cm); warna hitam, coklat dan putih; ekor panjang. Ciri fisik untuk dewasa: dahi, topeng, ekor hitam; sayap hitam berbintik putih; mahkota dan tengkuk abu-abu; punggung, tunggir, sisi tubuh coklat kemerahan; dagu, tenggorokan, dada, perut tengah putih. Ciri burung remaja: warna lebih suram; garis di sisi tubuh dan punggung; kepala dan tengkuk lebih abu-abu; iris coklat; paruh dan kaki hitam
  • Penyebaran: Iran, Cina, India, Asia tenggara, Malaysia, Filipina, Sunda Besar, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Papua

Burung Cucak Hijau, Jenis Burung Berkicau
Cucak Hijau

Burung Cucak Hijau
  • Nama ilmiah: Chloropsis sonnerati
  • Bisa disebut juga dengan nama: Cucak Ijo, Cica Daun Besar, Burung Daun, Murai Daun
  • Burung Cucak Hijau ini menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya, Kalimantan termasuk Natuna, Jawa dan Bali
  • Burung Cucak Hijau dapat ditemukan di puncak-puncak pohon yang tinggi di hutan primer, hutan sekunder dan hutan bakau
  • Makanan alami adalah aneka serangga dan buah-buahan
  • Ciri fisik: tubuh berwarna hijau terang daun, termasuk pada sayap dan ekornya; bertubuh sedang dengan panjang tubuh diukur dari paruh sampai ujung ekor berkisar 22 cm; pipi dan tenggorokan jantan berwarna hitam; iris mata berwarna cokelat gelap; paruh tebal hitam; kaki abu-abu kebiruan
  • Ciri khas dari Burung Cucak Hijau adalah dapat menirukan suara burung lain dengan sangat cepat
  • Burung Cucak Ijo sendiri terdiri dari beberapa jenis, antara lain: Cucak Ijo Banyuwangi, Cucak Ijo Kalimantan, Cucak Ijo Sumatera, Cucak Ijo Rante dan Cucak Ijo Mini

Burung Cucak Rawa, Jenis Burung Berkicau
Cucak Rawa

Burung Cucak Rawa
  • Nama ilmiah: Pycnonotus zeylanicus
  • Nama lain: Cucakrawa, Cucarowo (Jawa), Cangkurawa (Sunda), Barau-Barau (Melayu), Straw-headed Bulbul (Inggris, mengacu pada warna kepalanya yang kuning jerami pucat) 
  • Burung Cucak Rawa adalah salah satu burung berkicau dari suku Pycnonotidae
  • Ciri fisik: berukuran sedang; panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm; mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna jingga atau kuning jerami pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis kekang yang melintasi mata berwarna hitam; punggung coklat zaitun bercoret-coret putih; sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat zaitun; dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan dada abu-abu bercoret putih; perut abu-abu; pantat kuning; iris mata berwarna kemerahan; paruh hitam; kaki coklat gelap
  • Seperti namanya, Cucak Rawa biasa ditemukan di paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi hutan. Sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang khas
  • Suara Cucak Rawa lebih berat dan lebih keras dari umumnya Cucak dan Merbah. Siulannya jernih, jelas, berirama baku yang merdu. Kerap kali terdengar bersahut-sahutan
  • Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis beringin
  • Burung Cucak Rawa menyebar di dataran rendah dan perbukitan di Semenanjung Malaya, Sumatera (termasuk Nias), Kalimantan, Jawa bagian barat

Burung Hwa Mei, Jenis Burung Berkicau
Hwa Mei

Burung Hwa Mei
  • Nama ilmiah: Garrulax canorus
  • Nama lain: Hwamei Cina, Wambie, Wambi
  • Negara asal: China
  • Nama Hwamei sendiri berasal dari Bahasa China yang berarti "alis yang dicat", mengacu pada tanda khas di sekitar mata burung seperti alis yang dicat putih tebal
  • Burung ini mendapat julukan "The Rocker" karena kicauannya yang sangat menarik. Kicauannya cepat, rapat dan keras sehingga diibaratkan mirip rocker yang sedang bernyanyi
  • Selain kicauannya yang hebat, burung ini juga memiliki keunikan yaitu bergaya saat berkicau. Burung ini sering bergaya dengan menggoyang-goyangkan salah satu bagian tubuhnya saat sedang berkicau. Saat berkicau burung ini sering menggetarkan sayapnya, beberapa burung malah mampu menggetarkan sayap sembari membentangkan ekor membentuk kipas
  • Burung jantan dan betina memiliki tampilan yang hampir sama, dengan perbedaan-perbedaan kecil antara lain: postur tubuh jantan lebih ramping dan panjang, sedangkan betina lebih bongsor atau lebih gemuk; lubang hidung jantan sedikit lebih maju atau menonjol dan berbentuk lonjong, sedangkan lubang hidung betina sedikit ke belakang dan berbentuk cenderung bulat; Hwa Mei jantan memiliki telapak kaki dan jari-jari yang kuat, kokoh, tebel dan berisi; Hwa Mei jantan memiliki leher lurus, panjang dan kekar dengan garis-garis bulu lebih tajam dan akan terlihat ketika burung meliukkan lehernya. Sedangkan betina memiliki leher yang lebih pendek, dengan garis-garis bulu yang lebih halus; tulang panggul atau supit urang betina lebih lebar dari burung jantan; secara umum burung jantan memiliki ekor yang lebih panjang dari betina; burung jantan memiliki kelopak mata yang lebih kebiruan dari betina

Burung Kacer, Jenis Burung Berkicau
Kacer

Burung Kacer
  • Nama lain: Burung Kucica Kampung, Burung Srintil (sebutan di Jawa Tengah dan Jawa Timur)
  • Nama ilmiah: Copsychus saularis
  • Burung Kacer adalah burung berkicau kecil yang sebelumnya dikelompokkan sebagai anggota keluarga Turdidae (Murai), tetapi kini dianggap sebagai anggota Muscicapidae
  • Ciri fisik: berwarna hitam dan putih; ekor panjang; ekor terangkat ke atas jika sedang mencari makanan di tanah atau kadang ketika sedang bertengger
  • Berat berkisar 36 gr
  • Burung ini banyak ditemukan di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, burung ini sudah mulai langka karena penangkapan yang berlebihan
  • Burung ini suka menjelajah berbagai lingkungan dengan kecepatan terbangnya bisa mengungguli kerabatnya Murai Batu. Burung Kacer ini banyak mendiami dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut dan bahkan tidak jarang ada yang terlihat di perumahan penduduk
  • Burung Kacer sangat aktif mencari makan, mulai dari pohon kelapa, randu, pisang, atau ranting pohon kering. Burung ini sering kelihatan sendiri, namun akan selalu bersama pasangannya pada saat musim kawin

Burung Kenari, Jenis Burung Berkicau
Kenari

Burung Kenari
  • Nama ilmiah: Serinus canaria
  • Burung Kenari pertama kali ditemukan oleh pelaut Perancis bernama Jean de Berthan Cout di Kepulauan Canary pada abad ke-15. Namun Burung Kenari sendiri bukanlah burung asli disana., tetapi sengaja diperkenalkan sebagai burung kepulauan tersebut. Awalnya ada sebuah kapal dengan sejumlah kandang sarat kenari karam di kepulauan tersebut dan seorang pelaut melepaskan burung-burung itu agar tidak mati tenggelam. Ternyata burung-burung tersebut menemukan banyak makanan dan iklim yang cocok untuk berkembang biak
  • Lama hidup berkisar 10 tahun
  • Berat berkisar 8,4 - 24 gr, dengan ukuran panjang tubuh berkisar 10 - 12 cm
  • Maksimum produksi telur 3 - 4 butir
  • Negara Belanda kini lebih dikenal sebagai pengekspor Burung Kenari ke Indonesia, yang semula mendatangkannya dari Inggris, Jerman dan Belgia
  • Nama Burung Kenari sendiri tidak ada hubungannya dengan buah kenari, melainkan diambil dari nama pulau habitat aslinya, yaitu Kepulauan Canary. Kepulauan itu sendiri mendapatkan namanya dari Bahasa Latin "Canarias" yang berarti "pulau" anjing, karena banyaknya anjing liar yang ada disana pada jaman dahulu
  • Ada 5 varietas Burung Kenari saat ini, yaitu: varietas lagu (song variety) yaitu hasil pengembangan Kenari untuk menghasilkan kenari dengan kemampuan bernyanyi yang bagus dan sedikit banyak mengabaikan warna dari burung tersebut; varietas kenari warna (color bred variety) yang merupakan hasil perkembangbiakan yang mengejar kualitas warna dengan sedikit banyak mengabaikan keindahan nyanyian si Kenari; varietas kenari postur (canary of posture) yakni kenari yang dikembangkan dengan sedikit memperhatikan warna bulu dan sama sekali mengabaikan masalah lagu; varietas kenari bagal atau hybrid (the mule and hybrid canaries) yakni Kenari hasil persilangan antara Kenari dengan burung jenis finch lainnya untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat tertentu yang menonjol, apakah itu di masalah warna, lagu, postur, atau kombinasi di antara tiga varietas yang disebut sebelumnya; varietas kelima adalah varietas hasil persilangan dari semua ragam varietas di atas yang direkayasa bukan untuk tujuan khusus karena yang penting bisa memuaskan hasrat orang yang menangkar untuk menghasilkan burung apapun jenisnya
  • Berbagai jenis varietas Burung Kenari yang sudah dikembangkan antara lain: American Singer Canary, Belgian Fancy Canary, Border Fancy Canary, Color Bred Canary, Crested Canary, Fife Fancy Canary, Gloster Fancy Canary, Lizard Canary, Northern Dutch Frilled Canary, Norwich Canary, Parisian Frilled canary, Red Factor Canary, Roller Canary, Spanish Trimbado Canary, Stafford Canary, Waterslager Canary, Yorkshire Canary, Scotch Fancy Canary, Lancashire Canary, Cinnamon Canary, London Fancy Canary

Burung Lovebird, Jenis Burung Berkicau
Lovebird

Burung Lovebird
  • Nama ilmiah: Agapornis
  • Nama lain: Burung Cinta
  • Burung Lovebird adalah salah satu burung dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani "agape" yang berarti "cinta" dan "ornis" yang berarti "burung"). Nama mereka sendiri berasal dari kelakuan umum yang diamati bahwa sepasang Burung Lovebird akan duduk berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain
  • Lama hidup 10 - 15 tahun
  • Panjang tubuh antara 13 sampai 17 cm
  • Berat badan berkisar 40 hingga 60 gram
  • Ciri fisik: berukuran kecil; berekor pendek; berparuh besar; warna bulu yang indah
  • Sifat: bersifat sosial; monogami
  • 9 jenis burung Lovebird antara lain: Black-Masked Lovebird, Fischer's Lovebird, Lillian's Lovebird / Nyasa Lovebird, Black-cheeked Lovebird, Peach-faced Lovebird, Black-winged Lovebird / Abyssinian Lovebird, Red-faced Lovebird, Grey-headed Lovebird / Madagascar Lovebird, Black-collared Lovebird / Swindern's Lovebird
  • Delapan dari spesies ini berasal dari Afrika, sementara spesies Grey-headed Lovebird berasal dari Madagaskar

Burung Murai Batu, Jenis Burung Berkicau
Murai Batu

Burung Murai Batu
  • Nama lain: Burung Kucica Hutan
  • Nama ilmiah: Copsychus malabaricus
  • Tersebar di seluruh Pulau Sumatera, Semenanjung Malaysia dan sebagian Pulau Jawa
  • Untuk Pulau Sumatera khususnya banyak sekali ditemukan jenis Burung Murai Batu, seperti Burung Murai Batu Aceh, Burung Murai Batu Medan, dan Burung Murai Batu Lampung. Walau termasuk jenis yang sama, biasanya memiliki tampilan fisik yang agak berbeda
  • Burung Murai Batu merupakan kelompok burung yang dikenal sangat teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya (Thruses). Burung Murai Batu memiliki suara kicauan yang sangat bagus sehingga mendapat penghargaan terbaik atas kicauannya yang sangat indah pada tahun 1947 (The Best Song Birds - Delacour, 1947). Burung ini merupakan kelompok burung yang digemari di kalangan pecinta burung berkicau karena memiliki suara atau spesifikasi kicauan yang sangat baik dengan tampilan fisik burung yang indah
  • Burung Murai Batu sendiri juga disebut sebagai rajanya burung berkicau, karena burung jenis ini bisa menirukan berbagai macam suara burung lainnya dan juga burung ini merupakan jenis burung petarung
  • Jenis burung berkicau ini sudah sangat terancam akibat perburuan liar. Untungnya jenis Burung Murai Batu ini sudah bisa ditangkarkan
  • Berat berkisar 29 gr, dengan panjang badan berkisar 14 - 17 cm
  • Ciri fisik: memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam; terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala; ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau. Untuk Murai Batu jantan dan betina memiliki perbedaan fisik yang sangat signifikan, dimana jantan memiliki fisik yang lebih besar dibanding betina dan untuk suara yang dihasilkan burung jantan jauh lebih keras dan bervariasi dibandingkan dengan betina

Burung Pleci, Jenis Burung Berkicau
Pleci

Burung Pleci
  • Nama ilmiah: Zosterops
  • Nama lain: Burung Kacamata, Burung Zosterops
  • Habitat Burung Pleci bisa ditemukan di beberapa wilayah seperti di wilayah tropis Afrika dan di beberapa wilayah di Asia. Untuk Asia, burung ini hanya ditemukan di Indomalaya dan Australia bagian utara
  • Burung Pleci berukuran antara 8 sampai 15 cm
  • Meski bertubuh kecil, Burung Pleci terkenal dengan suara kicauannya yang merdu dan keras
  • Burung Pleci memiliki ciri fisik yang khas yakni lingkaran putih di sekitar mata. Hal ini yang membuat orang lebih mengenal Pleci dengan sebutan Burung Kacamata
  • Burung Pleci sendiri terdiri dari berbagai jenis, antara lain: Pleci Dada Kuning Mata Putih (Dakun Maput), Pleci Dada Kuning Mata Cokelat (Dakun Macok), Pleci Dada Kuning Mata Merah (Dakun Marmer), Pleci Dada Kuning Bali, Pleci Dada Kuning Garut, Pleci Dada Kuning Jawa Timur, Pleci Lombok, Pleci Buxtoni, Pleci Auriventer, Pleci Montanus, Pleci Salvadori Enggano, Pleci Papua, dll

Burung Poksay Mandari, Jenis Burung Berkicau
Poksay Mandarin

Burung Poksay Mandarin
  • Nama lain: Poksay Genting
  • Nama latin: Pterorhinus chinensis
  • Disebut Poksay Mandarin karena burung ini berasal dari negeri China
  • Habitat burung ini sering ditemukan di lereng pengunungan yang lembab, hutam primer dan sekunder. Pepohonan yang rindang dan semak belukar menjadi tempat hidup mereka, terutama hutan yang dekat dengan sumber mata air seperti sungai atau air terjun yang mengalir deras
  • Memiliki postur tubuh yang lumayan besar (20 - 25 cm); berat 60 - 115 gram; dengan warna bulu hitam / abu-abu mulai dari dada, punggung hingga bagian ekor; jambul / mahkota berwarna coklat; ada lingkaran berwarna putih di bagian mata dan bagian bola mata berwarna hitam; bercak putih tebal di bagian sayap; ekor lumayan panjang; paruh berwarna kuning; vent dan sekitar kloakan (dubur) memiliki warna kecoklatan
  • Poksay Mandarin jantan umumnya berukuran lebih besar dari betina, garis punggung jantan tidak rata dengan leher, terdapat bulu halus berwarna kuning yang kemerahan pada bagian ekor bawah untuk jantan
  • Suara merdu dan agak besar (ngebas). Suara jantan dan betina dapat dibedakan dari karakter suaranya. Jantan dapat menirukan suara kucing dan ayam, sementara betina tidak bisa (biasanya betina hanya memiliki satu jenis kicauan)
  • Ciri unik burung ini adalah ketika berkicau sering menggerakkan anggota badan seperti sayap, jambul dan kakinya yang bergetar bersamaan, dengan membuka sayap seperti Burung Garuda, terkadang sambil bergaya memutar-mutar tubuhnya sambil mengeluarkan suara kicau yang merdu dan indah
  • Kekurangan burung ini adalah mudah stress dan sakit jika salah dalam perawatan. Salah perawatan juga bisa menyebabkan perilaku yang tidak baik, seperti salto loncat kebelakang dan leher kepala mendengak-dengak seperti terserang penyakit tetelo 
  • Makanan alami burung Poksay Mandarin adalah serangga, tawon madu, siput kecil, biji-bijian dan buah-buahan

Demikianlah artikel tentang berbagai jenis burung berkicau yang bisa kami rangkum. Tentunya artikel ini kami susun dari berbagai milis / sumber yang bisa dipercaya. Dan tentunya artikel ini akan terus kami lengkapi dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jenis-Jenis Burung Berkicau

Teman-teman sering merasa kesulitan dalam mencari barang-barang atau artikel di blog CNC virtual ini? Jangan risau lagi ya, boleh langsung klik tautan (link) ini saja: kumpulan artikel dan barang-barang yang disediakan CNC virtual

2 komentar: