Minggu, 31 Januari 2021

Kehilangan Indonesia

Kehilangan Indonesia

Kalau berbicara tentang kekayaan bangsa ini, tentunya kita sendiri sebagai warga negara Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia sudah mengetahuinya. Namun yang sering tidak kita sadari, dalam perjalanan hidupnya Bumi Pertiwi telah kehilangan dan mungkin terus akan kehilangan berbagai macam warisan budaya, sosial, ekonomi dan lain sebagainya. Berikut ini kita akan membahas berbagai kehilangan Indonesia.

Hilangnya Bahasa Daerah di Indonesia
hilangnya bahasa daerah

Hilangnya Bahasa Daerah
  • Jumlah bahasa daerah di Indonesia yang sudah diinventarisasi mencapai sekitar 726 bahasa dan 640 bahasa versi UNESCO
  • Pendistribusian bahasa daerah terbanyak di Indonesia tersebar di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan Jawa (sekitara 20 bahasa)
  • Dari 400 lebih bahasa daerah yang berhasil dipetakan, jumlah penutur yang lebih dari satu juta orang hanya ada 13 bahasa, antara lain bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bugis, bahasa Minang, bahasa Bali, bahasa Batak, bahasa Rejang, bahasa Lampung, bahasa Makassar, bahasa Aceh, bahasa Sasak, bahasa Madura dan bahasa Melayu
  • Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mencatat 67 bahasa daerah hampir punah
  • Bahasa-bahasa daerah yang hampir punah contohnya ada di Maluku, Papua, Nusa Tenggara Timur, dan banyak lagi daerah di Nusantara
  • Sementara itu ada 14 bahasa di Nusantara yang telah punah, yaitu 10 bahasa di Maluku Tengah (bahasa Hoti, Hukumina, Hulung, Serua, Te'un, Palumata, Loun, Moksela, Naka'ela dan Nila), 2 bahasa di Maluku Utara (Ternateno dan Ibu), 2 bahasa dari Papua (Saponi dan Mapia) 
  • Penyebab-penyebab punahnya bahasa-bahasa daerah tersebut diantaranya disebabkan: bencana alam, kondisi geografis, kawin campur (apabila orang tua tidak menggunakan bahasa daerah di rumah), sikap masyarakat, modernisasi, pengaruh budaya asing, globalisasi, disorientasi kurikulum pendidikan, kurangnya kesadaran generasi muda, dominasi kultural, kurangnya kepedulian, perpindahan penduduk, dll
  • Langkah-langkah untuk mencegah kehilangan berkelanjutan bahasa daerah di Indonesia antara lain dengan konservasi dan revitalisasi. Konservasi untuk menemukenali bahasa-bahasa daerah yang terancam punah. Bahasa yang hampir punya tersebut disusun dan dihidupkan kembali dan dibuatkan model revitalisasi, dengan pencatatan kosa kata, pembentukan kamus bahasa daerah dan pelatihan bagi generasi muda dan media


Hilangnya Budaya Lokal di Indonesia
hilangnya budaya lokal

Hilangnya Budaya Lokal
  • Dengan begitu banyaknya suku bangsa yang ada di negeri ini, demikian juga budaya lokal dan budaya tradisionalnya. Dari ujung Aceh sampai penghujung Papua, demikian mereka menyebutnya Zamrud Khatulistiwa, budaya merupakan warisan yang jauh melampaui makna Zamrud itu sendiri
  • Menilik laporan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sejak 2009 hingga 2017, setidaknya ada 7.241 karya budaya yang tercatat dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia
  • Yang termasuk budaya lokal tak benda antara lain seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritus, perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku alam dan semesta, serta kemahiran kerajinan tradisional
  • Perkembangan zaman dan teknologi merupakan salah satu penyebab menyusutnya atau hilangnya budaya-budaya lokal Indonesia. Begitu gampangnya budaya-budaya asing menyebar akibat perkembangan teknologi, ditambah kultur modernisasi yang ditawarkan, menghilangkan minat para generasi muda kita untuk mempelajari budaya tradisional. Mungkin tinggal tunggu waktu saja sampai generasi terakhir pewaris budaya menghilang, dan kita akan kehilangan untuk selama-lamanya
  • Kurangnya kemauan para tokoh masyarakat untuk membantu pelestarian juga merupakan faktor penghambat berkembangnya budaya lokal. Budaya lokal dan tradisional kadang dianggap tabu, menyesatkan, tidak sesuai dengan ajaran yang dianut, hingga keluarnya larangan-larangan untuk mempraktekkan budaya lokal membuat masyarakat menjadi enggan mempelajari dan mengembangkan budaya tersebut
  • Tidak ada cara lain selain campur tangan pemerintah dalam pelestarian budaya lokal dan tradisional. Kita tidak bisa menyerahkan hanya kepala para pemangku adat dalam usaha pelestarian ini. Pelajaran budaya lokal harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sejak usia dini, dengan memberikan penghargaan dan apresiasi untuk mereka-mereka yang membantu melestarikan budaya lokal dan daerah. Semua ini hanya bisa dilakukan pemerintah, baik pusat maupun daerah

Hilangnya Busana Daerah di Indonesia
hilangnya busana daerah

Hilangnya Busana Daerah
  • Busana merupakan kebutuhan biologis dan kebutuhan kebudayaan, bahkan saat ini sudah merupakan kebutuhan gaya hidup. Busana tidak hanya menjadi alat untuk melindungi tubuh dari pengaruh udara sekitarnya, tetapi merupakan sarana untuk mengekspresikan diri bagi pemakainya
  • Perkembangan busana yang makin pesat, dan siklus mode berputar silih berganti, mode yang diterima oleh masyarakat akan menjadi tren busana, sedangkan mode yang tidak diterima akan diabaikan begitu saja. Dengan perkembangan teknologi, membuat gaya busana cepat berkembang, sehingga mode yang sedang digemari di negara lain dapat segera diadaptasi juga oleh masyarakat Indonesia melalui moderenisasi di bidang teknologi
  • Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia banyak yang berkiblat ke barat dan sebagian kecil berkiblat ke timur tengah. Akibatnya, gaya busana masyarakat kita juga banyak yang terinspirasi dari budaya barat dan timur tengah, dan ini sudah susah untuk dihilangkan
  • Busana yang bersumber dari kebudayaan daerah kini hanya dikenakan dalam peristiwa-peristiwa tertentu saja, seperti untuk kepentingan upacara adat, sedangkan dalam kehidupan sehari-harinya masyarakat lebih suka menggunakan busana yang cenderung berkiblat dari dunia luar

Hilangnya Hutan di Indonesia
hilangnya hutan

Hilangnya Hutan
  • Menurut data dari Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar, pada pembukaan "Youth for Climate Camp" (YFCC) di Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya pada tanggal 11 September 2015, Indonesia sudah kehilangan 40 persen luas hutan dalam wilayah hutan resmi di kawasan larangan pembukaan hutan
  • Beberapa penyebab hilangnya hutan di Indonesia antara lain: kebakaran hutan, penebangan hutan secara liar, perambahan hutan, sistem cocok tanam perladangan yang berpindah, usaha pertambangan yang berada di wilayah hutan, konversi lahan gambut, transmigrasi, musim kemarau yang berlangsung lama, letusan gunung berapi, tsunami, dan bencana alam lainnya
  • Setiap tahun Indonesia kehilangan hutan seluas 684.000 hektar akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, perambahan hutan dan alih fungsi hutan. Dengan kehilangan terbesar terjadi di Pulau Kalimantan dan Sumatera
  • Menurut data yang dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brazil yang berada di peringkat pertama. Padahal Indonesia disebut sebagai "megadiverse country" karena memiliki hutan terluas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia
  • Data terbaru pada tahun 2016 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Indonesia, total luas hutan Indonesia tersisa mencapai 124 juta hektar

Hilangnya Musik Tradisional di Indonesia
hilangnya musik tradisional

Hilangnya Musik Tradisional
  • Coba kita sadari, kapan terakhir kali kita mendengarkan musik tradisional Indonesia seperti musik Jawa, Keroncong, ataupun musik tradisional lainnya?
  • Musik dan alat musik tradisional itu sendiri merupakan warisan dan peninggalan dari leluhur bangsa ini. Mereka memberikan kita warisan ini supaya kita kelak bisa mengembangkannya dan selalu menjaganya supaya tidak hilang atau musnah karena pengaruh budaya asing ataupun lainnya
  • Hilangnya musik tradisional dan alat musik tradisional sendiri diakibatkan oleh berkurangnya minat dan keinginan generasi muda untuk melestarikan kebudayaan asli Indonesia
  • Era globalisasi sekarang ini mau tidak mau juga menyebabkan pesatnya pengaruh budaya asing terhadap generasi muda di Indonesia. Arus informasi tentang budaya luar sangat masif, sedangkan informasi tentang musik tradisional sendiri dianggap sudah ketinggalan zaman sehingga kurang mendapatkan apresiasi dari masyarakat kita sendiri
  • Beberapa jenis alat musik tradisional yang mulai jarang kita jumpai antara lain: angklung, gamelan, suling, tanjidor, dll
  • Berbagai cari dapat kita lakukan untuk melestarikan musik tradisional, antara lain: menumbuhkan kesadaran kepada generasi muda untuk melestarikan musik tradisional, mengenal alat-alat musik tradisional Indonesia dan timbulkan rasa keingintahuan untuk mempelajari dan memainkan alat musik tersebut, hendaknya di sekolah-sekolah baik sekolah dasar dan sekolah menengah diajarkan musik tradisional dan menjadi mata pelajaran wajib, orang tua hendaknya mengenalkan berbagai jenis musik tradisional dan alat musik tradisional kepala anak-anaknya, lebih sering mengadakan pentas seni dan lomba musik tradisional
  
Hilangnya Pesisir Pantai di Indonesia
hilangnya pesisir pantai

Hilangnya Pesisir Pantai
  • Penanganan abrasi pantai di wilayah pesisir Indonesia masih belum teratasi. Naiknya permukaan air laut dan rendahnya perhatian terhadap kawasan pesisir menjadi ancaman paling nyata
  • Data Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dilansir oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), saat ini ada 400 kilometer pantai di Indonesia yang telah tergerus atau abrasi (sekitar 100 lokasi di 17 provinsi). Hilangnya bibir pantai akibat abrasi ini paling parah terjadi di sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Tercatat sedikitnya ada 44 persen yang sudah hilang dari total pantai sepanjang 745 kilometer
  • Penyebab utama hilangnya wilayah pesisir pantai ini antara lain: hilangnya hutan mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai, naiknya permukaan air laut, kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnya perhatian pemerintah
  • Berdasarkan skenario dan survei, perubahan iklim akan berdampak pada kenaikan permukaan air laut di pantura antara 6 - 10 mm per tahun. Hitungan ini mengandung arti kota-kota di pesisir Pantai Utara Pulau Jawa, seperti Pekalongan dalam jangka 100 tahun ke depan akan tergenang air laut hingga sejauh 2,1 km dari garis pantai, dan Kota Semarang akan mengalami hal yang sama sejauh 3,2 km dari garis pantai  

Adalah sebuah kewajiban bagi setiap warna negara Indonesia, untuk melestarikan dan mencegah hilangnya warisan bumi pertiwi ini. Tugas berat buat kita semua, namun hanya inilah yang bisa kita berikan bagi anak cucu generasi penerus bangsa tercinta kita, Indonesia.

Kehilangan Indonesia

Sering merasa kesulitan dalam mencari barang-barang atau artikel di blog CNC virtual ini? Boleh langsung klik tautan (link) ini saja: kumpulan artikel dan barang-barang yang disediakan CNC virtual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar